Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Eksploitasi Anak di Wilayah Konflik

29 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KITA kerap tak menyadari melakukan eksploitasi terhadap anak-anak. Setelah terjadi sebuah peristiwa, baru terpikirkan dampaknya. Setidaknya kesan demikian yang dapat kami tangkap dari foto halaman depan Majalah TEMPO Edisi 16-22 Juni 2003. Di cover itu, tampak seorang anak laki-laki sedang memegang senjata dengan sorot mata tajam sembari menyunggingkan senyuman, berlatar belakang bendera yang identik dengan bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Dengan melihat situasi keamanan di Aceh saat ini yang dirundung konflik, bukankah foto tersebut cenderung mengundang maut bagi sang anak? Sebab, bisa saja pihak yang antipati terhadap keberadaan GAM akan menjadikan anak tersebut sebagai target pelampiasan kebenciannya. Bagaimana pula dengan anggota keluarganya? Tidak mustahil akan terkena getah dari penampilannya tersebut, misalnya dicap sebagai anggota GAM, padahal sama sekali tidak terlibat. Kemungkinan lain, yang tak kalah fatal, adalah bila ada anak yang mirip dengan dirinya bisa saja turut menjadi pelampiasan kebencian yang salah sasaran. Patut dipertanyakan pula proses pemotretan yang dilakukan, apakah anak tersebut memang secara sukarela berpose seperti demikian dan memang merupakan prajurit pendukung GAM atau justru merupakan hasil eksploitasi sang fotografer.

Kenyataan bahwa di daerah konflik ada sebagian anak-anak, berumur di bawah 18 tahun, yang kerap dimanfaatkan menjadi prajurit pendukung, mata-mata, atau sekadar menjadi pelayan bagi prajurit dewasa, memang tidak bisa dimungkiri. Bila foto tersebut sengaja ditampilkan untuk menggugah perasaan khalayak agar berempati terhadap eksploitasi anak di wilayah konflik, sepertinya hal itu kurang tepat. Akan lebih baik dan bermakna bila TEMPO memvisualkan anak-anak yang terlihat menderita akibat ekses konflik, seperti harus turut berulang kali mengungsi.

Seandainyapun TEMPO berkeinginan menyoroti secara khusus anak-anak yang dijadikan prajurit pendukung, hal itu tentu dapat ditempuh melalui visualisasi yang lebih netral, misalnya tidak menampilkan anak tersebut dengan atribut yang mengarah pada identifikasi salah satu pihak yang bertikai. Mudah-mudahan pemuatan foto seperti itu dan bentuk-bentuk eksploitasi terhadap anak tidak terjadi lagi.

J. ANTO
Direktur Eksekutif Kippas
Jalan Sei Serayu 97
Medan, Sumatera Utara 20122

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus