Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepeloporan di bidang teknologi satelit mengantarkan Iskandar Alisjahbana menerima penghargaan Sarwono Prawirohardjo dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Iskandar adalah orang pertama yang memperkenalkan Sistem Komunikasi Satelit Domestik pada 1976, sekaligus mengawali era satelit di Indonesia.
Penghargaan serupa diberikan kepada bekas Menteri Negara Lingkungan Hidup Emil Salim. Ia dianggap mempunyai prestasi besar dalam pelestarian lingkungan hidup. ”Ia telah berteriak dan melakukan advokasi masalah lingkungan sejak 1980-an,” kata Umar Anggara Jenie, Ketua LIPI, yang menyerahkan penghargaan itu pekan lalu.
Sarwono Award merupakan wujud penghormatan terhadap Sarwono Prawirohardjo. Pendiri dan Kepala LIPI yang pertama itu dikenal sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Tutup Usia Haroen Al Rasjid, 74 tahun
Tekanan darah tinggi merenggut kehidupan Haroen Al Rasjid. Mantan Presiden Direktur PT Caltex Pacific Indonesia (1977–1994) itu wafat pada Selasa pekan lalu setelah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit MMC Jakarta Selatan. Dia meninggalkan seorang istri, pelukis Astari Rasjid, dan tiga orang anak. Mendiang dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Lahir di Medan, 14 Maret 1933, Haroen meniti karier di Caltex sejak 1958. Sebelumnya ia pernah bekerja di sebuah pabrik baja di Australia. Setelah menempati berbagai posisi selama 19 tahun, pada 1977 Haroen diangkat menjadi Presiden Direktur menggantikan Julius Tahija. Posisi itu terus dipegangnya sampai 1994. Setelah itu, pria yang dibesarkan di Blitar dan Malang, Jawa Timur, ini menjadi Presiden Komisaris Caltex sampai pensiun pada 2003.
Medali Olimpiade Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Empat siswa Indonesia kembali mempersembahkan medali dari arena olimpiade ilmu pengetahuan. Kali ini giliran Brian Marshal (SMA BPK Penabur, Bandung), Ricky Jeremiah Ricky Jeremiah dan Karol Danutama (SMA Kanisius, Jakarta), serta Riza Oktavian Nugraha Suminta (SMA Taruna Nusantara, Magelang).
Para pelajar itu meraih medali perunggu dalam Olimpiade Komputer Internasional di Zagreb, Kroasia, pekan lalu. Fauzan Joko, Wakil Ketua Tim Olimpiade Komputer Indonesia 2007, mengatakan, semula mereka tidak berharap mendapat medali lantaran nilai yang diraih tidak terlalu tinggi. ”Nilai rata-rata seluruh peserta ternyata menurun jika dibandingkan olimpiade sebelumnya,” katanya.
”Kita sudah lama menghentikan dikotomi sipil-militer. Jadi, saya sama sekali tidak melihat asal-usul, terutama yang berkaitan dengan profesi militer.” —Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Rabu pekan lalu, soal calon pengganti Menteri Dalam Negeri Moh. Ma’ruf.
”Dia bilang Petruk (Arman) itu bukan orang kita. Kalau Hendarman itu orang kita. Saya kira itu tidak benar.” —Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh di Yogyakarta, Kamis pekan lalu. Ia menanggapi Pollycarpus yang menyebut nama sejumlah pejabat dalam percakapan telepon dengan bekas Direktur Utama Garuda Indra Setiawan.
TEMPO DULU
27 Agustus 1991 Moldova meraih kemerdekaan. Sepanjang sejarahnya, negara Eropa Timur ini pernah dijajah oleh beberapa negara, seperti Ukraina, Rusia, dan Rumania.
28 Agustus 1990 Setelah berhasil menguasai Kuwait dalam Perang Teluk I, Irak menyatakan Kuwait sebagai provinsi ke-19 negara tersebut.
29 Agustus 1949 Uni Soviet melakukan uji coba bom atom untuk pertama kalinya secara rahasia. Sejak saat itu, bom atom dikuasai oleh dua negara, Amerika Serikat dan Uni Soviet.
30 Agustus 1790 Seorang ilmuwan asal Jerman, Nicolas Conte, berhasil menciptakan pensil. Pensil pertama itu dibuat dengan menggunakan batu grafit yang diletakkan di tengah sepotong kayu.
31 Agustus 1997 Putri Diana dan kekasihnya, Dodi al-Fayed, meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris, Prancis.
1 September 1961 Konferensi negara-negara nonblok untuk pertama kalinya digelar di Beograd, Yugoslavia. Konferensi ini bertujuan membentuk organisasi nonblok yang dapat melindungi negara-negara dunia ketiga dari perseteruan antara Blok Barat dan Blok Timur.
2 September 1666 Kebakaran besar melanda London, Inggris. Sebanyak 13.200 rumah, 87 gereja, dan sejumlah tempat penting di London hancur dalam musibah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo