Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BELAKANGAN ini, saya mulai bosan dengan pemberitaan TEMPO yang tidak lagi seimbang, terutama dalam masalah politik. Misalnya pemberitaan seputar sepak terjang Presiden Abdurrahman Wahid. TEMPO tampak sekali tidak senang dan selalu mencari celah kesalahan dan kekurangan yang ada pada Gus Dur. Kalau ada celah sedikit untuk diserang, akan habis-habisan TEMPO menyerangnya dengan pemberitaan yang ternyata banyak yang tidak valid. Tapi, kalau ada yang baik dari Gus Dur, TEMPO tidak mengungkapkannya.
Saya membaca semua berita yang sama dari berbagai macam sumber media online, kemudian merangkumnya. Setelah membaca banyak media online seperti Detik, TEMPO, Jawa Pos, Kompas, Antara, Astaga, dan Satunet, jelas sekali, dalam pemberitaan, TEMPO berusaha mencari titik lemah Presiden Wahid. Apakah ini ada kaitannya dengan dituntutnya TEMPO saat beliau belum menjadi presiden, sehingga kemudian TEMPO merasa dendam dan berusaha membalasnya dengan cara-cara pemberitaan yang tidak seimbang? Sangat saya sayangkan, ternyata media yang pernah besar dan pernah saya kagumi ini kini hanya bisa berfungsi sebagai alat untuk mencari kelemahan dan berusaha menjatuhkan pihak tertentu yang tak sepaham.
SOFYAN
[email protected]
Surabaya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo