Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEMBACA laporan TEMPO Edisi 22-28 Mei 2000, rubrik Hiburan, berjudul Musik Minim dalam Kemasan Maksi, tentang konser Westlife, saya sama menyesalnya dengan anak perempuan saya, terutama atas kalimat ”…dengan sejumlah lagu pop cengeng.…” Kesannya, TEMPO sok jantan.
Saya cukup akrab dengan irama musik Pink Floyd, Guns & Roses, Queen, Metalica, Scorpion, Carpenter, Cranberries, Genesis, Deep Purple, Beatles, Rolling Stones, dan lain-lain. Meskipun bukan ahli musik, saya tak menemukan indikasi ”cengeng” dalam musik Westlife, Boyzone, Backstreet Boys, dan semacamnya. Syair-syair lagu mereka, menurut saya, malah sarat dengan keindahan cinta, persahabatan, harmoni keluarga, dan nilai-nilai hubungan kemanusiaan lainnya. Saya tidak paham apa definisi ”cengeng” yang dipakai oleh TEMPO.
Kalau istilah tersebut digunakan untuk lagu-lagu Rinto Harahap, Obbie Mesakh, dan Pance Pondaag, saya masih bisa menerima. Sebab, kebanyakan karya mereka memang cengeng dan penyanyinya pun pas-pasan. Tapi Westlife dengan Flying Without Wings, Seasons in the Sun, I Have a Dream, Fool Again, Swear It Again, dan If I Let You Go? Sulit. Mungkin mereka sedikit ”gemulai” dan ”kemayu”, tapi untuk pasar yang mereka bidik—cewek-cewek ABG—pas sekali, kan? TEMPO tampaknya tidak pernah mengalami indahnya cinta, persahabatan, dan harmoni keluarga, atau jiwa penulisnya memang kering dan hatinya sudah membatu?
IMRAN RUSLI
Jagakarsa, Jakarta 12630
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo