Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah pemerintahan Gus Dur perlu didukung hingga tahun 2004? (20 - 28 Okt 2000) | ||
Ya | ||
24.7% | 45 | |
Tidak | ||
39.1% | 493 | |
Tidak tahu | ||
58.2% | 733 | |
Total | 100% | 1.260 |
MENGGANTI Gus Dur atau mendukung Gus Dur sampai 2004 jelas bukan soal yang mudah. Ekonomi kita memang belum membaik dan pengangguran makin besar. Kriminalitas terasa makin meningkat dan kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan (polisi) makin rendah. Juga semua perkara besar, baik yang masih ditangani polisi maupun yang sudah masuk ke pengadilan, belum satu pun selesai. Ada memang yang sudah sampai putusan kasasi—perkara Tommy Soeharto—tapi eksekusi putusan masih ditangguhkan.
Di sisi lain, karena pemerintahan Abdurrahman Wahid, kebebasan berpendapat dan berorganisasi terjamin. Meski belum sepenuhnya, dwifungsi TNI mulai disurutkan. Lembaga kepresidenan pun sudah sejalan dengan demokratisasi, bisa dikritik kapan saja oleh siapa saja. Singkat kata, demokratisasi menuju civil society sudah berjalan.
Yang setuju Gus Dur mundur bilang, tugas Gus Dur selesai sudah dan terbukti ia tak bisa memperbaiki perekonomian. Yang tidak setuju menyanggah bahwa belum ada jaminan bila Gus Dur mundur lalu kebebasan berpendapat bisa tetap dipertahankan; masih perlu waktu.
Jajak pendapat Indikator, ternyata, lebih menyuarakan Gus Dur mundur, tak perlu didukung sampai masa akhir pemerintahannya (lebih dari 58 persen). Tapi yang mendukung Gus Dur cukup banyak juga (lebih dari 39 persen). Memang tak mudah mengganti presiden yang legitimate di tengah jalan—jangan-jangan ini jadi preseden, siapa pun presidennya lalu bisa dijatuhkan kapan saja. Tapi bagaimana kalau sang presiden ternyata kontroversial dan, karena itu, tidak produktif? Rupanya, soal ini menarik peminat jajak pendapat—sampai Jumat malam, masih ada yang mengisinya. Karena itu, biasanya jajak pendapat Indikator kami ganti tiap Jumat, tapi yang ini kami perpanjang sampai Sabtu siang.
Indikator Pekan Depan:
Pernyataan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa. Kata Matori Abdul Djalil, Gus Dur naik berkat lika-liku politik kaum legislatif dan, akibatnya, partai pemenang pemilu gagal menempatkan tokohnya di kursi kepresidenan. Jadi, kalau Gus Dur harus mundur, yang menaikkannya pun perlu mundur. Ia sebut nama Ketua MPR Amien Rais. Nah, menurut Anda, bila Gus Dur mundur, harus jugakah Amien Rais mundur? Silakan kirim pendapat Anda dengan mengeklik www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo