Melalui majalah kesayangan kami sekeluarga, TEMPO saya selalu mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di bumi ini dengan jangkauan yang cukup luas. Walaupun terlambat, saya mengucapkan selamat Ulang Tahun ke-20, semoga semakin jaya. Tahun 1990 lalu, saya membaca kemelut yang terjadi di tubuh HKBP. Terus terang, saya kecewa dan sedih. Sayang, tidak ada wadah bagi saya untuk mengungkapkan perasaan ini, karena gereja HKBP di tempat saya belum berdiri. Kenangan yang masih melekat di benak saya adalah, dulu betapa kuatnya tubuh HKBP. Agama dan adat yang baik seakan-akan tidak terpisahkan walau bukan dari segala aspek. Kemudian timbul kemelut yang, menurut saya, mungkin disebabkan prestise, keangkuhan, dan lain-lain. Kini semuanya berlalu. Sinode Godang HKBP berlangsung mulus. Sejuknya udara di Sipoholon terasa berembus di hati saya dan keluarga. Semoga kemelut ini tidak terulang lagi. Dalam ajaran Kristus, kita selalu mendengarkan: "Damai sejahtera dari Allah menyertai kita". Damai itu indah sekali. Dalam damai, tidak ada yang kalah dan masalah dapat terselesaikan. Semoga kasus kelompok pendeta nan 19 orang, yang pernah dipecat, kembali terpanggil bekerja di ladang Tuhan, Bukankah Bapak Eforus HKBP sudah mengulurkan tangannya? Untuk Bapak S.A.E. Nababan, semoga Tuhan memberi kekuatan dan kebijaksanaan. Horas Tondi Mandingin, Horas Sinode Godang HKBP Sipoholon. NY. ENDANG T. RAJAGUKGUK Jalan Pertanian No. 3 Passo PO Box 12 Ambon
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini