Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen P dan K tertanggal 6 Juni 1985, telah ditunjuk enam perguruan tinggi negeri (PTN) untuk menyelenggarakan program studi baru di bidang Ilmu Kelautan. Keenam perguruan tinggi itu adalah IPB, Undip, Unri, Unsrat, Unhas, dan Unpati. Pembukaan program studi itu merupakan kebutuhan mendesak. Sebab, dua pertiga dari wilayah Indonesia adalah lautan, dan lautan diharapkan menjadi sumber daya alam masa mendatang. Selama ini lautan masih sedikit sekali dimanfaatkan. Secara umum, program studi itu telah dimulai pada tahun ajaran 1987-1988. Dan mulai tahun 1992 bermunculan orang-orang yang menyandang predikat ''Sarjana Ilmu Kelautan''. Universitas Diponegoro, misalnya, sampai Juli 1993 ini telah meluluskan 15 orang sarjana kelautan itu. Tapi nasib mereka cukup ironis: lulusan dari program studi, yang dinilai cukup prospektif dalam hal lapangan kerja, nyatanya menghadapi banyak kesulitan mendapatkannya. Posisi yang bisa mereka peroleh barulah sebagai staf pengajar di almamaternya dan teknisi tambak, sedangkan instansi lain masih belum memberikan kesempatan. Padahal, banyak instansi lain yang dinilai cukup membutuhkan, misalnya BPPT, Bappenas, Bapedal, Ditjen Perikanan, dan Ditjen Perla. Barangkali keberadaan Program Studi Ilmu Kelautan belum banyak diketahui, dan sarjananya belum dipercaya. Saya mohon kepada para pemegang kebijaksanaan pengisian pegawai atau karyawan baru pada instansi yang memiliki bagian yang berhubungan dengan kelautan untuk memberikan kesempatan bagi sarjana ilmu kelautan. Ini mengingat akan semakin besarnya tumpuan negara kita pada sumber daya kelautan di masa mendatang. IR. MISDIYANTA Alumni P.S. Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini