Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah penghormatan untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla datang dari Universitas Malaya, Malaysia. Orang kedua Indonesia yang sering dipanggil JK itu mendapat gelar doktor honoris causa bidang ekonomi. Gelar kehormatan tersebut diberikan dalam sidang senat terbuka di kampus universitas itu di Kuala Lumpur, Sabtu pekan lalu.
Rektor Universitas Malaysia Datuk Mohamad Noh mengatakan, gelar kehormatan diberikan karena JK berjasa memajukan ekonomi Sabah dan Sulawesi. Sebelum pemberian gelar, diadakan seminar hasil kerja sama Universitas Indonesia dan Universitas Malaya tentang ekonomi dan politik, menjelang ulang tahun kemerdekaan Malaysia ke-50.
Seperti saling membalas, gelar serupa akan diterima Wakil Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak dari Universitas Hasanuddin, Makassar. Rencananya, pemberian gelar akan dilakukan pada November mendatang.
Bagi JK, gelar kehormatan ini yang kedua ia terima. Sebelumnya, ia pernah menerima gelar serupa dari Universitas Hasanuddin.
Ketua Forum Rektor Djoko Santoso, 54 tahun
Tak cukup menjadi rektor di Institut Teknologi Bandung (ITB), Djoko Santoso kini juga menjadi penghulu rektor se-Indonesia. Ia terpilih sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia periode 2007-2008, menggantikan Sofian Effendi, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada yang kini menjadi ketua dewan pertimbangan organisasi tersebut.
Pemilihan dilakukan dalam Konvensi Kampus IV yang digelar di kampus ITB, Bandung. Acara tersebut dihadiri pimpinan 296 perguruan tinggi di Indonesia dan merupakan acara temu tahunan.
Lelaki kelahiran Bandung 9 September 1953 ini menjadi rektor ITB sejak 2005. Kariernya di kampus beken itu cukup panjang. Dimulai sebagai dosen di Fakultas Teknik Geologi Bandung sejak 1978, ia diangkat menjadi Ketua Senat Akademik ITB pada Januari 2002.
Selain memilih ketua baru, konvensi Forum Rektor juga menyepakati 10 butir rekomendasi untuk bangsa. Salah satunya menolak kebijakan pemerintah untuk meliberalisasi pendidikan.
”Kami tak akan memberangkatkan jemaah sampai mendapat izin pesawat mendarat. Lebih baik begitu daripada dimaki-maki.” —Menteri Agama Maftuh Basyuni di Jakarta, Selasa pekan lalu. Ia mengancam tak akan memberangkatkan jemaah haji Indonesia jika pemerintah Arab Saudi mencekal maskapai penerbangan Indonesia.
”Saya belum tahu. Belum ada komunikasi secara resmi ke saya.” —Bekas Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung di Jakarta, Rabu pekan lalu, ihwal pencantuman namanya sebagai salah satu juru kampanye pasangan Fauzi Bowo-Prijanto dalam pemilihan gubernur Jakarta.
TEMPO DOELOE
23 Juli 1798 Pasukan Prancis yang dipimpin Napoleon Bonaparte memasuki Kota Kairo, Mesir. Mereka kemudian berhasil merebut kekuasaan Dinasti Mamalik, yang lama berkuasa di Negeri Piramida itu.
24 Juli 1868 John Wesley Hyatt, ilmuwan Amerika Serikat, berhasil menciptakan sebuah benda baru bernama plastik. Penemuan plastik oleh Hyatt ini menandai era baru di dunia perindustrian.
25 Juli 1814 Lokomotif bertenaga uap pertama di dunia berhasil diuji coba. Alat transportasi ini ditemukan oleh seorang insinyur Inggris, George Stephenson.
26 Juli 1965 Maladewa, sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia, meraih kemerdekaan dari Inggris. Sebelum dikuasai Inggris, Maladewa sempat dijajah Portugal, Belanda, dan Prancis.
27 Juli 1890 Pelukis legendaris asal Belanda, Vincent Van Gogh, meninggal dunia. Van Gogh menjadi pelukis terkenal karena keberaniannya mengubah-ubah teknik perpaduan warna klasik. Karyanya yang berjudul Bunga Matahari hingga kini menjadi lukisan termahal sedunia.
28 Juli 1878 Lima negara besar Eropa, yakni Rusia, Inggris, Prancis, Austria, dan Jerman, menandatangani Perjanjian Berlin. Para sejarawan mencatat perjanjian itu sebagai awal mula kebangkitan Jerman di dunia dan cikal bakal meletusnya Perang Dunia I.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo