Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Kabinet Mengecewakan

2 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Anda, apakah formasi kabinet SBY-Boediono akan menunjukkan kinerja yang memenuhi harapan publik?
Ya
38,78% 413
Tidak
52,21% 556
Tidak Tahu
9,01% 96
Total 100% 1.065

SEBELUM Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik para menteri, komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II telah menuai kritik. Banyak nama muncul di luar perkiraan khalayak. Misalnya Hatta Rajasa sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Apalagi Endang Rahayu Sedyaningsih, yang menempati pos Menteri Kesehatan.

Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial Suhardi Suryadi ragu terhadap kemampuan anggota kabinet yang sebagian besar diisi orang partai. ”Tidak menunjukkan komitmen Yudhoyono ingin membangun pemerintahan yang kuat,” katanya.

Pengamat politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit, menilai Yudhoyono salah memilih kader. Dia mencontohkan Agung Laksono, yang tidak memiliki kinerja baik ketika menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. “Bagaimana kasus lumpur Lapindo bisa diselesaikan?” katanya.

Separuh lebih pembaca Tempo Interaktif dalam jajak pendapat 21-28 Oktober 2009 tidak yakin bahwa komposisi kabinet ini akan memenuhi harapan publik.

KOMENTAR

Saya kurang yakin dengan kinerja SBY yang didampingi oleh Pak Boed yang hanya sebagai pendamping serta kabinetnya.

(Aries, Jepang)

Saya enggak ngerti, kenapa Menteri Kesehatan tidak dites kesehatannya. Apa ini pertanda bahwa bangsa Indonesia bakalan sakit-sakitan?

(Waris, Sumenep)

Walaupun terkesan kompromistis dan balas budi, pembentukan kabinet tetap hak prerogatif Presiden. Mari berikan kesempatan untuk menunjukkan kinerja program 100 harinya.

(Abdurrahman Gathmyr, Sungailiat, Bangka)

Indikator Pekan Ini
USUL tentang kenaikan gaji menteri dianggap wajar oleh sejumlah kalangan. Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Aburizal Bakrie mengatakan, kenaikan gaji menteri tidak perlu dikaitkan dengan berbagai bencana dan kondisi kesejahteraan rakyat. ”Masing-masing sudah ada bujetnya,” kata Ketua Umum Partai Golkar ini.

Juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal berargumen, dalam lima tahun terakhir gaji presiden, wakil presiden, dan menteri tidak pernah naik. ”Ini suatu hal yang langka dalam tata kelola pemerintahan jika diukur secara internasional,” kata Dino.

Namun Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menolak rencana itu. Gaji para menteri dan fasilitas yang mereka dapatkan dinilai lebih dari cukup. ”Kerja saja belum,” katanya. Setujukah Anda dengan rencana menaikkan gaji para menteri? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus