Karni ilyas dan putu setia

PEMBICARAAN yang cukup ramai belakangan ini adalah bagaimana mempersiapkan seorang pemimpin. Bisakah pemimpin itu dicetak atau ia lahir dengan sendirinya? Di TEMPO, masalah kami boleh dibilang sederhana. Yang kami cari cukup pemimpin dengan "p" kecil. Misalnya, jika Anda teliti, sejak penerbitan nomor lalu di kolom susunan Redaksi ada pergeseran nama. Karni Ilyas dan Putu Setia, yang semula berada di jajaran Sidang Redaksi, naik dalam ruang Redaktur Pelaksana Kompartemen. Ini artinya, keduanya sudah menjadi "pemimpin", mengelola dan bertanggung jawab atas beberapa rubrik TEMPO yang dibawahkannya. Para Redaktur Pelaksana ini lahir setelah menempuh masa magang selama setahun -- dan tugasnya tak beda dengan Redaktur yang lain. Selama itu mereka diuji dan akhirnya dinyatakan lulus sejak awal Januari lalu. Di samping Karni llyas dan Putu Setia, ada A. Margana. Posisinya sebenarnya Juga seperti kedua rekannya itu. Tapi Ia sampai saat ini tetap sebagai Koordinator Reportase (KR). Dalam tugas itu, ia bertanggung jawab menjaga arus liputan baik di Jakarta maupun daerah. Ia membawahkan semua Kepala Biro. Ia juga terlibat dengan rencana kerja tahunan, termasuk menyusun rencana anggaran yang meliputi tugas-tugas keredaksian, termasuk yang bersangkutan dengan Perpustakaan dan Dokumentasi, juga bagian Tata Muka dan semua proses menjelang dicetak. Bahkan kini ia mendapat tugas mengkoordinasikan penyusunan Rencana Strategis Lima Tahun (1989-1993) di bagian ini, yang disebut, secara keseluruhan, sebagai "Departemen Produksi". Karena itulah, sebagai Redaktur Pelaksana, Margana tak dibebani mengelola rubrik yang banyak. Ia hanya mengurusi rubrik Kontak Pembaca, Komentar, dan sekarang ditambah rubrik yang muncul dua minggu sekali: Barang Baru. Karni Ilyas memimpin kompartemen yang terdiri atas rubrik Hukum, Kriminalitas, dan Album. Lulusan Fakultas Hukum UI ini memang sejak masuk TEMPO sudah terlibat dengan masalah-masalah seperti itu. Kami tentu saja sayang melepaskannya. Di samping itu, Karni banyak membantu perusahaan jika dihadapkan pada masalah-masalah hukum, misalnya ketika TEMPO digugat. Ia juga diminta menyusun Kode Etik Wartawan TEMPO. Sementara itu, Putu Setia membawahkan rubrik Pendidikan, Pokok-Tokoh, Indonesiana, Film, dan Hiburan. Dua rubrik terakhir ini tak harus muncul setiap nomor. Karena itu, sekarang ditambah rubrik Olahraga. Kebetulan Putu "memimpin" klub Squash -- olahraga yang belum populer itu -- di TEMPO. Ketiga rekan itu dengan demikian memperkuat yang sudah ada: Susanto Pudjomartomo, Bambang Bujono, Isma Sawitri, dan Zakaria M. Passe. Di samping tenaga pimpinan yang baru itu, ada yang baru lain di TEMPO. Di rubrik Ekonomi-Bisnis, ada "sub rubrik", yakni Bisnis Sepekan. Ini untuk mengimbangi berita-berita bisnis yang begitu banyak mengalir, yangsayang untuk dilewatkan. Kemudian ada Gaya Hidup: di sini kita bisa mengikuti apa yang sedang jadi kegemaran orang di Indonesia, dalam hidup, bermain, ataupun bekerja. Masih ada hal-hal lain yang akan kami perbarui dalam waktu dekat ini tapi akan kami kemukakan lain kali saja.