Tulisan ini menyambung kontak pembaca Sdr. Ananto Driarkoro (TEMPO 11 Mei 1991), tentang Borobudur bukan Garuda. Betul, maskapai Singapura muncul dengan latar belakang kesenian Indonesia di iklan televisi Australia. Namun, pada saat tulisan tersebut dimuat majalah TEMPO, ternyata Garuda telah menunjukkan sedikit "sayapnya" dengan menayangkan sebuah iklan berupa paket murah Brisbane-Bali (p.p.), yang berlaku mulai Juni mendatang dan tawaran tiket Garuda gratis ke Indonesia melalui iklan permen "tic-tac". Hal ini menambah semarak lingkungan potential market untuk dunia pariwisata Indonesia. Hanya saja tampak dalam iklan tersebut, seolah-olah obyek wisata Indonesia berputar di sekitar Jawa-Bali saja. Di pihak lain, tidak sedikit calon turis Australia yang ingin datang ke tempat-tempat wisata lain di In- donesia. Namun, keterbatasan informasi obyek wisata Indonesia yang berpotensi sangat menghambat keinginan mereka. Sering mereka menggali informasi tentang tempat wisata Indonesia dari kami, pihak siswa dan mahasiswa. Dengan kata lain, calon-calon turis tersebut terpaksa mencari-cari informasi sendiri. Sebagai informasi tambahan, sejak munculnya iklan menarik tersebut, minat masyarakat Australia untuk berlibur ke Indonesia tumbuh subur karena biaya liburan relatif lebih murah dibandingkan dengan Australia sendiri. Terlepas dari itu, kiat Garuda akan membawa dampak positif yang besar bagi Indonesia, khususnya bagi instansi Parpostel dan Garuda sendiri. Kapan ada perwakilan Garuda di Brisbane? RALDI HENDRO KOESTOER Div. of Australian Environmental Studies Griffith Univ., Nathan Q 4111 Brisbane, Australia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini