Kkn tak perlu berbaris

Pada 29 dan 30 Juli 1991, peserta KKN gelombang pertama Universitas Sebelas Maret Surakarta diberangkatkan ke suatu lokasi di Boyolali dan Wonogiri. Namun, ada yang terasa janggal dan berlebih-lebihan dalam hal ini, yakni kebijaksanaan rektor mewajibkan setiap mahasiswa KKN mengikuti pelajaran baris-berbaris. Selama seminggu sebelum keberangkatan, kami dilatih berbaris. Disebutkan bahwa latihan itu sebagai upaya meningkatkan disiplin mahasiswa. Padahal kami sudah pernah selama tiga bulan mengikuti training. Sungguh tak relevan kebijaksanaan itu jika dikaitkan dengan tujuan KKN sebagai pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Sikap disiplin sudah tentu ada pada setiap mahasiswa karena tidak mungkin tercapai syarat KKN yang minimal 130 SKS itu tanpa disiplin. Apalagi bila itu dikaitkan dengan pelaksanaan upacara hari kemerdekaan, itu terasa hanya membuang waktu, tenaga, dan biaya. Alangkah baiknya jika semua itu digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, misalnya, observasi lapangan atau latihan teknologi tepat guna. Karena itu, saya mohon kebijaksanaan itu ditinjau kembali. Cukup kami yang pertama sekaligus yang terakhir, agar tujuan KKN sebagai pengabdian kepada masyarakat lebih tercapai. Nama dan Alamat pada Redaksi