Kontes tattoo yang memprihatinkan

Tanggal 15 Juli 1992 lalu telah berlangsung "Bali Tattoo Contest 1992". Merupakan kontes tattoo pertama di Indonesia, di kawasan Kuta, Bali. Penyelenggaraan kontes ini lebih banyak bersifat komersial dengan mengandalkan sifat sensasionalnya tanpa mempertimbangkan dengan matang ekses yang ditimbulkannya kelak. Sebab, disadari atau tidak, ekses penyelenggaraan kontes ini bisa berakibat membudayanya tattoo di tengah-tengah masyarakat kita. Hal ini bukan tidak mungkin terjadi bila kontes ini ditiru daerah-daerah lain. Bukan berarti kita tidak menghargai ide-ide baru yang segar dan bermanfaat bagi kita, tapi ide yang satu ini tak lain dari peniruan berlebihan nilai-nilai asing yang dibawa wisatawan luar negeri, yang sama sekali tak bermanfaat bagi kebudayaan adiluhung bangsa kita. Selain itu banyak faktor yang merugikan bila gejala tattoo ini mewabah di masyarakat, antara lain, bisa menyebabkan kanker kulit, bisa menularkan virus HIV, dan menimbulkan kesan seram dan negatif. Saya merasa heran mengapa instansi-instansi pemerintah yang berwenang memberikan izin pada kegiatan itu. Agar hal semacam ini tidak terulang lagi, saya mengimbau, khususnya rekan-rekan muda di Bali yang sering mengalami kontak dengan turis asing dan rekan muda di Indonesia umumnya, agar lebih banyak melakukan filterisasi dan waspada terhadap nilai-nilai Barat yang dapat mengubah esensi identitas kebudayaan daerah nasional kita. ROBERTO HUTABARAT Mahasiswa Universitas Udayana Denpasar