Koreksi Berita

KAMI ingin memberikan klarifikasi sehubungan dengan pemberitaan di TEMPO Edisi 8-14 Mei 2000, berjudul Racun Newmont di Mina(mata)hasa. Secara umum, isi laporan ini memang bersifat teknis. Karena itu, kami mempersilakan TEMPO mengecek ulang ke pihak ahli terkait (Tim Independen).

Berikut ini kami sampaikan pula kesimpulan hasil penelitian Tim Peneliti:

1. Kandungan unsur Hg, As, Pb, dan Sb dalam sampel air laut dari Teluk Buyat berada di bawah ambang batas baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/Menklh/I/88.

2. Kandungan unsur Hg, As, Pb, dan Sb dalam sampel sedimen dari Teluk Buyat pada saat ini tidak didapati mencemari perairan Teluk Buyat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai TCLP tiap-tiap unsur, yang lebih kecil dari ambang batas baku mutu sesuai dengan PP No. 18 Tahun 1999.

3. Secara fisik, tailing yang dibuang ke Teluk Buyat oleh PT NMR telah menyebar di sekitar mulut pipa pembuangan limbah dengan radius yang belum diketahui. Sebaran tailing ini diduga menutupi daerah di sekitarnya dan kemungkinan menutupi terumbu karang (jika ada) dan bentos, yang dapat berpengaruh pada sistem kehidupan biota laut di Teluk Buyat.

Inti penelitian ini adalah bahwa hanya ada dampak fisik tailing yang diakibatkan oleh adanya penyebaran tailing di sekitar mulut pipa pembuangan di dasar laut, tapi tailing PT NMR secara kimia tidak mencemari perairan Teluk Buyat.

YONANIKO SALIM
Manajer Humas

Anda benar, kandungan logam berat di Teluk Buyat memang berada di bawah ambang bahaya. Tapi, dalam hal pencemaran logam berat, menurut Tim Bappedal Pusat, yang berbahaya bukanlah kandungannya, melainkan akumulasi senyawa tak terurai itu dalam tubuh makhluk hidup dari tahun ke tahun. Karena itu, satu-satunya jalan hanyalah membuang limbah ke palung laut atau ke dalam bunker tertutup, agar ia tak dikonsumsi makhluk hidup—Red.