SUASANA cukup semarak pada acara penutupan lokakarya manajemen agen majalah TEMPO untuk wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Itu terjadi 11-12 April lalu di Hotel Maramin, Banjarmasin. Sejumlah 18 agen, yang umumnya tak saling kenal berkumpul dan berdiskusi selama dua hari, mengikuti kursus kilat manajemen keuangan dan teknik memimpin karyawan yang diberikan oleh Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM). Ada yang datang dari Pontianak, Balikpapan, Kandangan, Tarakan, Ujungpandang, Gorontalo, sampai Kendari. Semuanya senang mendapat kesempatan yang berharga itu. Tapi dalam tanya jawab, sesaat setelah kursus berakhir, terasa ada hal yang segera perlu kami atasi. "Jatah majalah kami pernah berkurang samDai 20 eksemplar." kata peserta lokakarya dari Manado. Ternyata, setelah diselidiki, dos yang terbuat dari karton yang cukup kuat bolong di alasnya. Timbul dugaan, dos telah dibanting terlalu keras. Kasus yang serupa juga pernah dilaporkan agen di Jawa Timur sewaktu TEMPO menyelenggarakan lokakarya mana jemen untuk para agen di Surabaya. Tapi yang dialami para agen seperti di Manado kami anggap sudah keterlaluan. Siapa yang salah? Sudah pasti bukan pihak Garuda, yang setia mengangkut majalah kami ke berbagai penjuru di Indonesia. Tapi daripada mencari-cari kambing hitam, lebih baik kekurangan seperti itu cepat ditambal. Itulah sebabnya untuk pengiriman berikutnya majalah kami bungkus dengan plastik tebal sebelum dimasukkan dalam dos. Pembungkusan ekstra itu kami harapkan akan mengatasi tercecernya majalah dalam perjalanan. Soal lain yang perlu segera diperhatikan adalah waktu tibanya majalah. Peserta dari Tarakan dan Kandangan, misalnya, mengimbau agar majalah bisa tiba lebih cepat. "Biasanya kami terima hari Kamis, tapi belakangan ini baru Jumat," kata Tarakan. Dengan kata lain, masa jual untuk daerah seperti Tarakan menjadi lebih pendek. Menjadi keinginan kami, memang, majalah tiba di hari edar setiap Rabu untuk daerah sejauh Manado, atau paling tidak hari Kamis untuk daerah seperti Tarakan yang tak langsung disinggahi pesawat dari Jakarta. Suatu sistem kerja yang lebih cepat di Redaksi, juga di Percetakan Temprint, yang kebetulan dimiliki PT Grafiti Pers, penerbit TEMPO, sedang kami coba. Sementara itu pula kami juga sedang memantau: di mana sebenarnya biang keterlambatan. Pada penulisannya, yang belakangan biasa memuat berita-berita yang muncul hari Selasa, hari berangkatnya majalah ke percetakan? Pada proses lay-out Atau akibat penggunaan alat-alat teknologi canggih yang belum merata?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini