PERTARUNGAN sengit memperebutkan Piala Thomas di Kuala Lumpur masih berlangsung ketika TEMPO menurunkan laporan utamanya pekan lalu. Ditulis Martin Aleida, "penjaga gawang" rubrik Olah Raga TEMPO, laporan utama tentang perebutan Piala Thomas itu sengaja ditampilkan lebih awal, seminggu sebelum final, dengan fokus mencoba mengungkapkan rahasia kekuatan Cina. Martin kemudian berangkat ke KL, bergabung dengan James R. Lapian, yang leblh dulu di sana. Sementara itu, Rudy Novrianto, yang biasa meliput peristiwa olah raga, kembali ke Jakarta. Bagaimana kansnya? "Fifty-fifty", kata Rudy, yang tiba Senin malam pekan lalu, paaa saat menJelang deadlne. Bahkan, menurut dia, pasaran taruhan menjagoi tim bulu tangkis RRC dengan 3--2. Sehari setelah itu, dalam rapat Selasa, kami memang memutuskan untuk menyiapkan beberapa calon laporan utama. Salah satu adalah Tim Piala Thomas, sekali lagi, dengan catatan: kalau Indonesia menang melawan Cina. Koordinasi reportase TEMPO Selasa sore itu juga segera mengirim teleks kepada James agar bersiap-siap terhadap kemungkinan itu, sekalipun tipis. Kesibukan redaksi yang agak luar biasa terjadi Jumat malam, saat King dan kawankawan bertempur di Stadion Negara, KL, di tengah penonton Malaysia, yang umumnya berpihak pada Cina. Tapi ketika Hastomo Arbi berhasil menundukkan Han Jian, dan dua pasangan ganda Indonesia membabat pemain RRC, sorak sorai pun pecah di ruang redaksi, yang mengikuti pertandingan mencekam itu lewat siaran televisi. Malam itu juga, di tengah suasana gembira, tim laporan utama Piala Thomas menyetujui dengan aklamasi: menampilkan wajah Hastomo Arbi, yang, boleh dibilang, muncul sebagai "kuda hitam", membangunkan semangat rekan-rekannya. Di KL, James, yang membawa seperangkat peralatan kamera dan kamar gelap, tak menyia-nyiakan waktu. Sedangkan Martin Aleida, yang kembali ditugasi menyiapkan bahan dan menulis laporan utama Piala Thomas, menelepon Jakarta, untuk mendiskusikan kembali outline laporan utama. Ia juga melakukan wawancara, antara lain denan tia pelatih RRC dan seoran manajer tim dari Inggris. Selama di KL, ia terpaksa meninggalkan kebiasaannya yang hampir setiap hari ia lakukan di Jakarta: lari pagi. "Tak sempat, apalagi mendapat tugas maraton, menulis dua laput," katanya. Apa boleh buat. Bagi TEMPO, dengan staf penulis yang tak kelewat besar, dan biasa bekerja sampai pagi, seseorang bisa saja ketiban tugas menulis laporan utama dua kali berturut-turut. Laporan panjang yang baru turun lepas subuh dilengkapi profil Hastomo Arbi, yang ditulis Putu Setia, antara lain dari laporan Bandelan Amarudin. wartawan TEMPO di Jawa Tengah, yang mewawancarai kedua orangtua Hastomo di Kudus. Dan profil tentang Christian, pemain ganda tertua dalam perebutan Piala Thomas kali ini, ditulis Bambang Bujono, berdasarkan wawancara Yusroni Henridewanto, dan laporan Hasan Syukur yang meliput klub bulu tangkis Mutiara di Bandung, yang terkenal itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini