Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Karena "orang kaya" itu

Surat izin terbit fokus dibekukan, karena menurunkan laporan 200 orang kaya indonesia. untuk cair kembali tampaknya harus menunggu siupp. (nas)

26 Mei 1984 | 00.00 WIB

Karena "orang kaya" itu
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
EXPO disusul Topik, lalu dibuntuti Fokus. Ketiga majalah itu tahun ini ditimpa nasib yang sama, gara-gara pemberitan yang hampir serupa. Surat Izin Terbit (SIT) Fokus dibekukan Departemen Penerangan Jumat pekan silam setelah- majalah itu menurunkan laporan yang dipandang dapat mempertajam prasangka sosial. Laporan yang mengundang pembekuan SIT itu dimuat dalam edisi 10 Mei lalu, dan tergolong panjang: 17 halaman. Dengan judul "Bagaimana Mereka Jadi Kaya Raya", tulisan itu mirip daftar nama 200 orang yang disebut majalah ini sebagai orang kaya Indonesia dewasa ini. Jika laporan semacam ini dibiarkan, demikian surat keputusan Menpen, sedikit demi sedikit ia dapat mengembangkan teori pertentangan kelas yang pada hakikatnya adalah teori komunisme. Menurut pertimbangan Mcnpen, tulisan seperti itu merupakan sumber gangguan stabilitas nasional. Disebutkan juga, seharusnya, sebagai majalah berita, Fokus tidak mempertajam prasangka sosial, dalam hubungannya dengan sebutan "pri" dan "nonpri". "Wah! Kebobolan betul," begitu komentar Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika Sukarno, S.H., ketika dijumpai Indrayati dari TEMPO, di Deppen Sabtu lalu. Deppen juga menilai. Laporan Fokus itu bersifat spekulatif, mengundang unsur sensasional, dan sipembuat tulisan itu tak memperhitungkan dampak psikologis yang ia timbulkan. Lantas, artikel "Kalau Beta Kaya, Beta Jadi Dermawan" berbentuk satir, dalam edisi yang sama, menurut Deppen juga menyebut-nyebut oran kaya. SK itu menjelaskan, Deppen banyak menerima laporan dan tanggapan masyarakat tentang Fokus edisi tadi. Ditilik dari kesalahan yang disebutkan Deppen, majalah yang hampir berusia dua tahun ini seakan-akan mengulangi apa yang dilakukan Expo danTopik sebelumnya. Expo, majalah dwimingguan, dibekukan SITnya pertengahan Januari lampau setelah menulis laporan berjudul "100 milyarder Indonesia". Dirjen PPG mengatakan, pemberitaan Expo menjurus ke arah penelanjangan pribadi, sensasional, dan insinuasi (TEMPO, 21 Januari 1984). Setelah itu, laporan Topik edisi 14 Februari 1984 oleh Deppen juga dianggap ingin mengobarkan pertentangan kelas. Tapi B.M. Diah lebih sigap Pemimpin redaksi majalah itu segera menuhs surat permintaan maaf dan mengutus pemimpin perusahaannya, Soepeno Sumardjo, menemui Sukarno, sebelum teguran datang dari Deppen Kesigapan Diah ini dinilai Sukarno sebagai hal yang menngankan Topik (TEMPO, 5 Mei 1984). Karena itu pula awal Mei silam majalah itu terbit kembali. Bagian awal laporan Fokus - beroplah 10.000 eksemplar - yang mengundang pembekuan SIT itu menjanjikan kepada pembacanya kisah sukses para pengusaha yang namanya dicantumkan di situ. Kisah sukses inilah yang disebutnya akan "memberikan banyak pelajaran kepada masyarakat, terutama para wiraswasta". Itulah yang dikatakan menJadi alasan dlturunkannya laporan itu, walaupun diakui pula bahwa daftar itu hanya 80% benar. TAPI kisah sukses yang mungkin memang menarik bagi pembaca tak kunjung tampak dalam laporan panjang ini. Nama-nama "orang kaya" itu hanya disertai keterangan-keterangan pendek. Sekitar 58 tokoh, yang mungkin tak banyak diketahui si penulis laporan, masing-masmg hanya mendapat penjelasan singkat. Untuk seorang pengusaha, misalnya, diberikan keterangan berbunyi, "Silakan tanya saja di South East Asia Bank apa jabatan dan perannya di sana." Bahkan tujuh orang cuma namanya yang disebut. Deppen kini melarang pencetakan, pengedaran, dan penjualan Fokus selanjutnya. Agar SIT dapat dicairkan lagi, salah satu syaratnya, menurut Sukarno, "Ketentuan Deppen itu harus dipatuhi." Fokus pun diharuskan menulis surat pernyataan, berisi penjelasan tentang laporan itu, kepada Deppen. Kini wartawan dan karyawan Fokus- semuanya 35 orang - masih terus bekerja. Mereka terus digaji selama SIT dibekukan, begitu kata Taufik Thoha. Tapi mungkinkah Fokus segera terbit? "Mungkin setelah SIUPP," kata Sukarno. Rancangan peraturan pelaksanaan SIUPP, yang sedang digodok Dewan Pers, akan diserahkan kepada Deppen, Agustus nanti. Yang belum jelas ialah kapan ia diberlakukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus