Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Lomba 23 hari bulan juli

Lomba balap sepeda tour de france pertama th 1902, lamanya 6 hari dengan rute yang menghubungkan kota-kota besar di prancis. tradisi ini menjadi kebanggaan rakyat prancis. hadiahnya setingkat dengan mutunya. (ils)

29 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MICHAEL Pollontier berumur 27 tahun. Dalam lomba balap sepeda Tour de France tahun ini, ia berhasil memenangkan tahap pertama dalam etape besar di rute pegunungan Alpen yang penuh pendakian, di hari ke-16 lomba balap sepeda tersebut. Pollontier terkenal sebagai pendayung dan pendaki yang tangguh. Kegembiraannya musnah setelah dia dielu-elukan orang. Beberapa jam setelah kemenangan itu panitia memecatnya. Pollontier didiskwalifisir karena ternyata ia memakai obat perangsang dalam lomba ini. Dr. Calvez dari Federasi Balap Sepeda Perancis dan Renato Soccini dari Uni Balap Sepeda Internasional telah memutuskan hal itu. Pollontier juga harus membayar denda sebanyak 1000 Swis Francs, karena dia telah memberi laporan palsu. Yaitu menukar air kencingnya dengan milik orang lain, ketika pemeriksaan obat perangsang sedang berlangsung. Konon Pollontier menukar air kencingnya itu ketika dia melakukan buang air kecil di sebuah WC di hotel yang telah ditentukan panitia. Monumen Kebanggaan Tour de France berlangsung selama 23 hari. Kini tinggal diikuti 93 peserta dari berbagai negara Eropa. Minggu 23 Juli yang lalu balap sepeda ini usai. Seminggu sebelum pertandingan ini selesai, beberapa pembalap telah memberikan tanda-tanda kemenangannya. Misalnya Joop Zoetemelk (31 tahun), telah mengikuti lomba ini sebanyak 8 kali. Tiga kali dia berhasil meraih juara kedua. Ketika Pollontier belum dicopot, Zoetemelk menduduki barisan ke-4 dan terus maju ke depan. Empatbelas menit di belakang Zoetemelk, tetap mendayung dengan kepala dingin si Bernard Hinault (23 tahun). Dia tetap mengikuti jarak dekat Bruyere selama 8 hari dan juga berhasil menyapu Hennie Kuiper, yang pernah mendapat jajaran kedua setelah Pollontier (dan Zoetemelk). Hinault mempunyai keyakinan: "Saya ingin mendayung sepeda dengan gagah dan kuat, begitu mendekati kota Paris." Peserta Tour de France selalu banyak. Start pertama selalu diborong oleh ratusan peserta. Tapi biasanya, kalau balapan sudah mencapai lebih dari tempo seminggu, pengikutnya semakin tersaring. Yang tidak berpengalaman dan nyali kecil, tersisih. Tinggal mereka-mereka yang telah mengadakan latihan mantap dan kenyang akan pengalaman lomba beginian. Hadiah lomba sepeda ini selalu menggiurkan. Menang satu rute saja konon bisa berongkang-kaki beberapa tahun untuk tidak usah bekerja. Bagi rakyat Perancis sendiri, ini semacam lomba yang penuh dengan monumen-monumen kebanggaan. Begitu musim panas di bulan Juli tiba, setiap tahun, penduduk kota dan desa di jalan-jalan yang akan dilewati balap sepeda ini, telah siap dengan tontonan yang cukup mendebarkan hati dan selalu menarik. Bagaimana penonton menunggu, mengharap dan kemudian menyaksikan kejadian-kejadian seperti ban kempes, kecelakaan, mundurnya seorang peserta atau kesombongan dan kecongkakan bekas juara -- semua itu bisa ditonton dengan cuma berdiri di sepanjang jalan yang disinari terik matahari yang hangat atau harus menggigil kedinginan karena salju belum seluruhnya habis di musim dingin yang lalu. Le Reveil Matin Tour de France telah berlangsung selama 75 tahun. Pada mulanya seorang pembalap sepeda Pierre Chany mempunyai gagasan untuk menciptakan balap sepeda seputar Perancis. Chany yang menyokong Dreyfus (itu perwira Perancis berkebangsaan Yahudi dan dituduh melakukan spionase untuk Jerman), telah minta tolong seorang wartawan Le Velo (sepeda) yang bernama Pierre Giffard untuk memperinci idenya dalam Le Velo. Giffard, mungkin berharap agar maksud balap sepeda ini lebih banyak diketahui orang, menulis juga tentang balap sepeda ini di harian Petit Journal, yang membela "perkara Dreyfus". Lawan-lawan Giffard tentu saja tidak senang akan hal ini dan kemudian menerbitkan sebuah harian baru yang bernama L'Auto-velo (mobil sepeda). Harian ini rupanya lebih menarik karena masyarakat waktu itu sedang demam modernisasi, sementara mobil dikenal baru di akhir abad 19. Akibatnya Le Velo kurang menarik. Ini berarti buyarlah angan-angan Chany. Apalagi karena waktu itu sangat sulit untuk menjala daya tarik orang Perancis yang sudah bosan pada balap sepeda yang itu-itu juga. Apalagi, setiap ada balapan sepeda, selalu saja ada masalah-masalah yang hampir sama. Misalnya jalanan yang buruk, mutu ban kurang baik, pengawasan rute kurang intensif dan yang masih utuh cuma: tenaga dan kemauan si pembalap sendiri. Kemudian Henri Desgangres di bulan Nopember l 902 mendapat ilham. Dia akan mengadakan perlombaan yang lamanya 6 hari, dengan rute istimewa yaitu rute yang menghubungkan kota-kota besar di Perancis. Balapan akan dibagi dalam 6 tahap (2.428 km) dan pembalap dibagi dua: mereka yang tergolong dalam klasifikasi umum (yang turut serta dari awal sampai finis) dan mereka yang cuma mengikuti tahap-tahap tertentu. Tanggal 1 Juli 1903 jam 15.00 perlombaan terujud. Start dimulai di depan warung kopi Le Reveil Matin, dekat kota Draveil. Lomba pertama diikuti 60 pembalap yang mengenakan pici, baju putih dan celana ketat warna hitam. Dari semua itu, 19 pembalap berhasil mencapai finis. Pemenangnya, Maurice Garon, yang mendapat sambutan hangat dari penonton yang berkumpul di Stadion Parc des Princes, Paris. Setelah tahun 1903, balapan sepeda model ini selalu sukses dan selalu dinanti oleh masyarakat Perancis. Perlombaan hanya terhenti ketika pecah Perang Dunia II. Kesulitan-kesulitan yang ditemui pembalap-pembalap juga macam-macam. Sebagian besar karena pembalap lain berbuat curang. Misalnya mereka yang telah melewati rute, dengan sukarela menyebar paku di sepanjang jalan, agar tidak bisa disusul oleh pembalap lain. Penonton bahkan dengan sukarela pula membantu kecurangan ini. Misalnya, pembalap yang mereka senangi, dicoba diselundupkan lewat kereta-api malam. Atau sebuah mobil menarik sepeda itu dengan seutas tali. Tentu saja, mereka berhasil menyapu pembalap-pembalap yang menggunakan tenaga sendiri. Kini kecurangan boleh dikata tak ada lagi. Kalau ketahuan bahkan akibatnya bisa seperti si Pollontier itu. Dengan bersibak airmata, Pollontier telah menceriterakan kisahnya kepada beberapa wartawan yang berkumpul di balkon kamar hotelnya. Orang Belgia dari tim Flandria ini berkata: "Mereka mentest saya dan tak ada kesukaran apaapa. Dokter bahkan mengatakan saya oke. Saya membubuhkan tandatangan dan dia juga kemudian memberikan tandatangannya." Dan Pollontier tampak marah, kecewa dan perasaannya betul-betul tidak karuan. Tambah Pollontier lagi: "Obat yang saya telan adalah obat untuk menolong saya bernafas. Sebelumnya saya telah meminumnya dan itu bukan amphetamine." Pembalap lain, Antoine Guttierez (25 tahun), menurut Reuter juga didiskwalifisir, bukan karena obat perangsang. Test tentang hal ini juga lulus atau pemeriksa menemukan sesuatu di bawah jaketnya? Guttierez adalah pembalap nomor dua yang bisa leading di muka. Rupanya, beberapa pembalap kini menaruh kecungaan kepada panitia yang bertindak curang. Freddy Maertens -- pendayung dan pendaki bukit dari Belgia -- juga telah ditest beginian ini sebanyak 8 kali dalam 8 kali sprint. Tujuh orang yang tadinya masuk dalam diskwalifikasi, kini boleh ikut kembali. Mereka ini -- ketika menanjak sebuah bukit Alpe d'Huez yang panjangnya l0 mil -- telah dibantu dorong oleh beberapa penonton. Ketika panitia menginterogasi hal ini, ketujuhnya mengaku, masing-masing telah mendapat dorongan dari belakang sebanyak 10 kali dari para penonton yang tidak mereka kenal. Sebelumnya, serombongan pembalap telah mengadakan semacam demonstrasi jalan pelan ketika mereka tahu bahwa jam start pertandingan terlalu pagi dari jam yang ditentukan. Le Forcats de La Route Semua keruwetan itu tampaknya cukup menggaduhkan jalannya pertandingan. Tapi yang paling "sakit" hatinya tampaknya Pollontier. Bukan saja uang kemenangan hilang dari kantongnya, "tapi tindakan panitia memecat saya ini cukup membuat saya bangkrut." Latihan baginya, telah memakan waktu dua bulan. Pemunculannya di iklan (tampil 30 kali) juga akan punah. "Dan perlakuan terhadap saya, saya rasa sangat tidak adil." Memang mutu perlombaan kini ditingkatkan searah dengan majunya dunia teknik. Mutu, dalam Tour de France, selalu dianggap yang paling pegang kekuasaan. Juga jumlah penonton yang mencandu melihat balapan ini -- orang Perancis menyebut mereka leforcats de la route -- semakin bertambah. Mereka yang telah jadi bintang Tour de France, selalu mendapat perlakuan istimewa. Mereka, sang juara, adalah raja. Di Paris sebagai finis, sejumlah kotapraja berebut untuk menjadikan daerahnya tempat finis. Selain itu hanya orang-orang terhormat saja yang berhasil mendapat undangan untuk menyaksikan finis, di luar ribuan yang hadir di sepanjang jalan. Le Tour de France, akhirnya menjadi lomba buah hati seluruh rakyat Perancis. Biarpun di negara Eropa lain ada pula Tour of Britain, Tour of Italy atau di Belgia dan Belanda, Tour de France rupanya puncak dari semua balap sepeda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus