Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap kali menjelang Lebaran tayangan berita di televisi mengenai jalur mudik di Pantura selalu saja mengetengahkan kejadian klise dan klasik yaitu macet. Kemacetan akibat bertambahnya jumlah kendaraan memang alasan yang bisa diterima. Namun untuk jalur Pantura khususnya di sepanjang Cikampek dan Cirebon ada alasan yang tidak masuk akal yaitu tumpahnya para pedagang ke badan jalan di beberapa pasar yang dilalui jalur mudik.
Kenapa tidak masuk akal? Pedagang tidak akan berlaku tidak beraturan kalau ada yang mengatur. Aparat yang seharusnya mengatur dan menegakkan peraturan tidak berdaya menghadapi para pedagang. Inilah yang tidak masuk akal. Berpuluh-puluh tahun tradisi mudik kasus yang sama selalu berulang. Pantura selalu menjadi momok yang menakutkan bagi para pemudik ke arah timur Jakarta.
Memang pemecahan yang terbaik bagi kasus pasar tumpah adalah memindahkan pasar itu sendiri keluar jalur utama lintas kota. Tapi di jaman krisis seperti sekarang pemerintah mana yang mempunyai dana untuk membangun pasar. Apalagi untuk ukuran kota kecamatan seperti Kandanghaur, Palimanan, Lohbener dan lain-lain. Sehingga solusi yang paling murah adalah mengubah perilaku pedagang dan pembeli menjadi lebih tertib. Tentunya dengan penegakan peraturan dengan sungguh-sungguh oleh aparat terkait. Mulai dari tingkat kabupaten dan kecamatan serta kepolisian.
Jadi sekali lagi kemauan aparatlah kuncinya dan jangan salahkan masyarakat atau pedagang kalau pihak aparat memang tidak mau mengaturnya.
Yusrinsyah Siregar
Tangerang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo