Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, apakah komitmen Presiden Yudhoyono memberantas korupsi akan dijalankan dengan sungguh-sungguh?
|
||
Ya | ||
31% | 435 | |
Tidak | ||
64,65% | 907 | |
Tidak Tahu | ||
4,35% | 61 | |
Total | 100% | 1.403 |
Ribuan orang datang ke Istana Negara, Jakarta, untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia pada Rabu dua pekan lalu. Ragu terhadap komitmen pemberantasan korupsi, mereka membacakan ”Piagam Indonesia Bersih 2009”.
Banyak kalangan mengkritik pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang prestasinya memberantas korupsi yang naik 0,8 dari posisi 2 dalam skala 1 sampai 10. Kenaikan selama lima tahun itu dikutip dari indeks persepsi korupsi hasil survei Transparency International.
Menurut Ketua Dewan Eksekutif Transparency International Indonesia Todung Mulya Lubis, kenaikan indeks adalah suatu kemajuan. ”Tapi kemundurannya lebih besar.” Misalnya, terjadi kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebagian besar pembaca Tempo Interaktif dalam jajak pendapat pada 9-16 Desember 2009 menilai Presiden Yudhoyono tidak sungguh-sungguh memberantas korupsi.
Komentar
Sulit kita mempercayai kinerja SBY belakangan ini. Banyak kasus yang melibatkan para pejabat.
(Bagus, Depok)
Kalau tidak ada ketegasan dan konsistensi dari kepala negara, semangat pemberantasan korupsi bagai mimpi di siang bolong.
(Andi Budi Prayitno, Yogyakarta)
Saya ragu dengan keseriusan pemerintah menangani kasus Bank Century. Kami butuh bukti, bukan janji.
(Widji Sri Rahayu, Jakarta)
SBY orangnya konsisten dan taat pada aturan, serta berdisiplin tinggi untuk membawa Indonesia sejajar di dunia internasional.
(Yanar, Bandung)
Bahan Indikator Pekan Depan WAKIL Presiden Boediono menilai pemberitaan di berbagai media saat ini kurang berimbang. Ia mengusulkan RRI, TVRI, dan Antara bersinergi. ”Sekarang imbangannya tidak pas,” kata Boediono. Namun ia tak menjelaskan berita apa yang disajikan secara tak berimbang. Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring juga meminta media menyajikan informasi secara berimbang dan berpihak pada rakyat. ”Di media, keseimbangan berita perlu ditingkatkan lagi,” katanya. Anggota Dewan Pers, Leo Batubara, menepis anggapan tersebut. ”Pemberitaan media mainstream cukup berimbang,” kata Leo. Menurut dia, pernyataan kedua pejabat itu menunjukkan keduanya tak memahami pers sebagai fungsi kontrol. ”Jangan buruk muka cermin dibelah,” ujar Leo. Menurut Anda, apakah pemberitaan terkait kasus Century selama ini telah berimbang? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo