Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membaca Kolom Ki Slamet Djabarudi membuat saya bertambah bodoh karena selama ini saya selalu membuat kesalahan dalam menuangkan pikiran ke dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, saya belum berbahasa Indonesia dengan baik dan benar: banyak kaidah bahasa Indonesia diabaikan dan dilanggar. Saya berterima kasih kepada Ki Slamet. Banyak tambahan pengetahuan yang diperoleh dari membaca kolomnya. Ketika saya membacanya, sering terlontar ucapan, "Oh, begitu to yang benar" dari mulut saya, sambil manggut-manggut. Tapi, saya agak heran ketika membaca penjelasan Ki Slamet mengenai "tanda tanya" (TEMPO, 23 Februari 1991, Kontak Pembaca). Di situ dijelaskan "... tidak semua kata tanya berakhir dengan tanda tanya". Baiklah, kalau memang begitu ketentuannya. Hanya, yang membuat saya heran adalah, untuk memperkuat penjelasannya, Ki Slamet merujuk ke majalah berbahasa Inggris, seperti Newsweek, Time, dan Middleeast. Apakah ketentuan bahwa "tidak semua kata tanya berakhir dengan tanda tanya" itu, menurut kaidah bahasa Indonesia atau Inggris? M. SANOESI Apartado 67061 Caracas 1061-A Venezuela
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo