Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika tak ada aral melintang, DPR akan mengumumkan pandangan yang menentukan nasib pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, pada Selasa 1 Mei nanti. Setelah menjatuhkan memorandum pertama kepada Presiden atas tuduhan penyelewengan dana dalam kasus Bulog dan Brunei, parlemen bakal memberikan pandangannya yang kedua dalam kasus yang sama. Maka, nasib Presiden akan ditentukan pada Selasa pagi pekan depan: apakah ia bakal bertahan di kursi kepresidenannya? Atau DPR akan menggiring Presiden ke Sidang Istimewa MPR, yang bisa menyetop kekuasaannya?
Tak mudah memastikan pilihan DPR sebelum 1 Mei--meski sebagian besar fraksi legislatif tidak berpihak pada Abdurrahman. Responden jajak pendapat TEMPO menganggap memorandum kedua perlu dikeluarkan. Alasannya, Presiden tak menunjukkan gelagat untuk memperbaiki kinerja pemerintahannya sejak jatuhnya memorandum pertama--sebuah vonis yang memang mengundang perdebatan--tiga bulan lalu.
Sebagian orang menganggap peringatan itu dikeluarkan karena buruknya kinerja pemerintahan Abdurrahman. Sebagian lainnya, terutama pendukung Presiden, menilai memorandum pertama hanya difokuskan pada dua kesalahan Presiden: dugaan penyelewengan dana Yanatera Bulog dan sumbangan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah ke kantong pribadi Presiden. Maka, menurut kelompok yang kedua, memorandum kedua tak bisa dikeluarkan. Alasannya? Skandal Bulog dan Brunei tak mungkin diperbaiki karena merupakan sesuatu yang sudah terjadi.
Tapi responden jajak pendapat ini--antara lain anggota partai politik--menilai sebaliknya. Sebagian dari mereka bahkan percaya, kasus Bulog dan Brunei hanyalah pintu masuk bagi berakhirnya kekuasaan Abdurrahman. Sikap itu tak berubah meski Abdurrahman telah memberikan keterangan dalam sesi jawaban memorandum pertama. Mereka juga yakin, Abdurrahman tak punya banyak pilihan. Ketika mereka ditanya apa yang kiranya bisa mencegah turunnya memorandum kedua, jawabannya adalah pengunduran diri Presiden.
Sedemikian terjepitkah Abdurrahman? Belum bisa dipastikan. Dibacakannya memorandum kedua dan pemecatan Presiden melalui Sidang Istimewa MPR, bagaimanapun, punya jarak waktu yang cukup panjang. Dan Presiden Abdurrahman Wahid, seperti halnya partai-partai politik, masih bisa bermain. Lagi pula, mana ada sesuatu yang pasti dalam politik?
Arif Zulkifli
Apa yang melatarbelakangi keluarnya memorandum pertama DPR? | |
DPR merasa Presiden tak bisa dipertahankan karena kinerjanya buruk | 49,0% |
---|---|
Presiden dianggap bersalah dalam kasus Bulog dan Brunei | 39,8% |
Lain-lain | 11,2% |
Apa isi memorandum pertama DPR? | |
Peringatan DPR kepada Presiden atas seluruh kinerja Presiden | 59,8% |
Peringatan DPR kepada Presiden hanya dalam kasus Bulog/Brunei | 38,4% |
Lain-lain 1,8% | 1,8% |
Apakah jawaban Presiden atas memorandum pertama memuaskan? | |
Tidak% | 74,0% |
Ya | 26,0% |
Jika ya, apa alasannya?* | |
Presiden telah menjelaskan ketidakterlibatannya dalam skandal Bulog/Brunei | 90,8% |
Presiden telah minta maaf kepada DPR | 20,0% |
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban | |
Jika tidak, apa alasannya?* | |
Jawaban Presiden hanya defensif | 48,1% |
Presiden tak bisa menjelaskan keterlibatannya dalam kasus Bulog/Brunei | 47,0% |
Presiden sejak awal menganggap Pansus ilegal | 45,9% |
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban | |
Sebelum dan sesudah jawaban Presiden atas memorandum pertama, percayakah bahwa Presiden terlibat skandal Bulog/Brunei? | |
Sebelum jawaban | |
Percaya | 65,6% |
Tidak percaya | 32,0% |
Setelah jawaban | |
Percaya | 62,6% |
Tidak percaya | 32,2% |
Menurut Anda, perlukah DPR mengeluarkan memorandum kedua? | |
Pengurus partai | |
Perlu | 51% |
Tidak perlu | 48% |
Pelaku bisnis | |
Perlu | 78,9% |
Tidak perlu | 21,1% |
Mahasiswa | |
Perlu | 71,2% |
Tidak perlu | 28,8% |
Aktivis LSM | |
Perlu | 52,4% |
Tidak perlu | 47,6% |
Total | |
Perlu | 71,2% |
Tidak perlu | 28,8% |
Jika perlu, mengapa?* | |
Presiden tidak memperbaiki kesalahannya setelah memorandum pertama | 66,6% |
Memorandum pertama adalah pintu untuk menggusur Presiden dengan atau tanpa kasus Bulog/Brunei | 29,5% |
Skandal Bulog/Brunei adalah kesalahan Presiden yang tak bisa dimaafkan | 19,4% |
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban | |
Jika tidak perlu, mengapa?* | |
Presiden telah memperbaiki kinerjanya setelah memorandum pertama | 41,7% |
Presiden jelas-jelas tidak bersalah dalam kasus Bulog/Brunei | 30,6% |
Skandal Bulog/Brunei adalah kasus yang sudah lewat hingga tak mungkin lagi diperbaiki | 25,7% |
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban | |
Apa yang bisa mencegah keluarnya memorandum kedua? | |
Presiden mengundurkan diri | 43,6% |
Tidak ada | 27,8% |
Pembagian kekuasaan Presiden dan Wakil Presiden | 23,0% |
Jika memorandum kedua dikeluarkan, apakah Presiden bisa menjawabnya? | |
Bisa | 59,6% |
Tidak bisa | 40,4% |
Akankah memorandum kedua berakhir dengan pemecatan Presiden? | |
Pengurus partai | |
Ya | 43,9% |
Tidak | 56,1% |
Pelaku bisnis | |
Ya | 44,5% |
Tidak | 55,5% |
Mahasiswa | |
Ya | 53,6% |
Tidak | 46,6% |
Aktivis LSM | |
Ya | 45,2% |
Tidak | 54,8% |
Total | |
Ya | 46,8% |
Tidak | 53,2% |
Metodologi jajak pendapat :
MONITOR juga ditayangkan dalam SEPUTAR INDONESIA setiap hari Minggu pukul 18.30 WIB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo