Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Meninggal

12 April 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Istri mantan KSAL Laksamana TNI (Purn.) R. Subiyakto, Ny. Raharty (Titi) Subiyakto, meninggal dunia dalam usia 69 tahun di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL), Jakarta, 8 April 1999 lalu.

Menurut putra almarhumah, Arya Sena Subiyakto, sehari sebelumnya, pengasuh rubrik Etiket di majalah Femina ini tidak menunjukkan tanda-tanda sakit. Namun, sekitar pukul 10.00, almarhumah terkena serangan jantung dan stroke. Titi Subiyakto kemudian dilarikan ke RSAL.

Pelayat yang datang ke rumah duka di antaranya Laksamana (Purn.) Sudomo dan Letjen (Purn.) Ali Sadikin. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga di Bogor, Jawa Barat.

Pengukuhan Guru Besar

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Sabtu 10 April 1999. Acara yang lebih tampak sebagai sebuah perhelatan daripada acara pidato akademis itu dipadati undangan. Sebuah ruang lain harus ditambahkan di samping ruang senat guru besar untuk menampung undangan.

Amien sendiri tidak "tertib" membaca pidato tertulisnya yang berjudul "Kuasa, Tuna Kuasa, dan Demokratisasi Kekuasaan" itu. Ia masih mengimbuhi pidatonya dengan ucapan-ucapan di luar teks. Ia memulai pidatonya dengan mengutip puisi Taufiq Ismail, "Mahasiswa takut pada dosen, dosen takut pada dekan, dekan takut pada rektor, rektor takut pada menteri, menteri takut pada presiden, presiden takut pada mahasiswa."

Amien sempat terhenti membaca pidatonya karena tak tahan menahan rasa haru ketika ia mengucapkan terima kasih kepada ibunda, istri, dan kelima anaknya. "Padahal sebelumnya saya sudah bertekad tak akan nangis," ujar Amien.

Dalam kesempatan itu pula Amien menyatakan pengunduran dirinya sebagai pegawai negeri. "Hari ini merupakan puncak karir saya dan saya menyatakan mundur sebagai pegawai negeri," ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM tersebut. Sebagai pengurus partai, ia harus mencopot status pegawai negerinya. Tapi, kata Amien, kalau sudah pensiun dari dunia politik, ia ingin kembali sebagai dosen.

Amien menyelesaikan S-1 jurusan hubungan internasional di Fisipol UGM. Di samping itu, ia sempat mengikuti kuliah, hingga sarjana muda di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kemudian ia mengikuti program S-2 di sebuah universitas Katolik, University of Notre Dame, Amerika Serikat, dan meraih gelar doktor ilmu politik dari University of Chicago, AS.

Amien, yang dilahirkan di Solo, 26 April 1944, sejak mahasiswa sudah aktif di Muhammadiyah dan pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Pada 1995, ia terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia digeser dari kursi Ketua Dewan Pakar ICMI pada 1997 akibat kritik-kritiknya terhadap Soeharto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus