Menonton Bola di Ponsel

MUSIM sepak bola hampir tiba. Kejuaraan se-pak bola Piala Dunia di Jerman akan digelar dua bulan lagi. Menyambut ha-jat-an besar itu, operator seluler dan pabrik elektronik di Je-pang berlomba membuat ponsel yang bisa menayang-kan siaran televisi digital- tanpa- satelit. Sanyo,- misalnya,- mengeluar-kan- ponsel- Sanyo W33SA. Hitachi- dan Sharp juga tak mau kalah, Hitachi meluncurkan seri W41H dan Sharp bersama Voda-fone mengeluarkan seri 905SH.

Dengan ponsel itu, siaran te-le-visi bisa dinikmati- tanpa gangguan selama hampir tiga jam, tergantung kemampuan baterai. ”Secara teknis kualitas gambar pun bagus,” kata Pierre Mus-tiere, konsultan ahli teknologi dan strategi internasional Jepang.

Untuk memperkaya siar-an televisi tersebut, opera-tor te-le-pon seluler telah bekerja sa-ma dengan stasiun televisi.- NTT DoCoMo menggandeng- Nippon TV dan Fuji TV. Mereka menciptakan program- itu bernama ”One Seg” (ke-pen-dekan dari One Segment) yang bisa- diakses seca-ra gratis. Sedangkan pesaing-nya, KDDI, bekerja sa-ma dengan TV Asahi. Para opera-tor seluler itu yakin program ini akan menuai untung ka-rena ada 90 juta pengguna te-lepon seluler di Jepang dan sebagian dari mereka selalu pergi ulang-alik dari rumah ke kantor naik kereta selama beberapa jam.

Penguji Kebohongan

Sia-sia berbohong di depan Truth Detector. Lempeng elektronik ini bisa mendeteksi kebenaran yang disembunyikan. Alat ini menggunakan dua teknologi unik penguji kebohong-an, yakni Psychological Stress Evaluator dan Voice Stress Analyzer.

Dengan dua teknologi itu, prosesor akan meng-uji getaran suara dan psikologi orang yang berbicara. Menurut psikologi, orang yang berbohong akan memancarkan bahasa tubuh yang aneh, misalnya suara agak bergetar atau cenderung menggaruk hidung yang tak gatal. Tanda-tanda bohong itu akan ditunjukkan mesin seharga US$ 40 (sekitar Rp 360 ribu) itu dengan menyala-kan barisan lampu LED (light emitting diode).

Belanja Film Digital

DVD bajakan adalah masa lalu. Kini Anda bisa menikmati film-film terbaru dengan legal. Beberapa studio besar Hollywood telah memasarkan film versi digital yang bisa dibeli lewat Internet. Mau nonton Brokeback Mountain atau Crash, semua bisa diunduh lewat toko film online Movielink.com dan Cinema Now. Film yang dirilis di toko-toko ini konon tak akan kalah cepat dengan rilis film di bioskop.

Harganya US$ 20 sampai US$ 30 (sekitar Rp 180 ribu sampai Rp 270 ribu) untuk film gres dan mulai US$ 10 (sekitar Rp 90 ribu) untuk film lawas. Filmnya bisa diunduh lewat Internet namun tak bisa bebas digandakan. Situs Movielink.com hanya mengizinkan pembeli menggandakan paling ba-nyak dua hard disk komputer, sedangkan CinemaNow ha-nya mengizinkan untuk satu hard disk. Film yang sudah diunduh ini bisa ditransfer ke cakram DVD, tapi jangan harap bisa memainkannya di pemutar DVD standar karena telah diberi sandi khusus sehingga tak terbaca oleh pemutar DVD biasa.

---

Jejak Maya

www.christmas.net.au Pulau untuk Kaum Migran

Pulau Christmas di Australia telah menuai sorotan akhir-akhir ini setelah masuknya 42 o-rang pencari suaka asal Papua, In-do-ne-sia, ke Negeri Kanguru itu. Di pulau inilah pemerintah Aus-tra-lia menempatkan manusia pe-ra-hu- pencari suaka.

Pulau yang memanaskan hu-bung-an Jakarta-Canberra ini menyimpan keanekaragaman hayati yang endemik, alias tak a-da- di tempat lain di dunia. Con-toh-nya adalah kepiting merah, yang setiap tahun melakukan perjalanan migrasi di pulau itu da-lam jutaan ekor. Dua pertiga pu-lau ini sebenarnya adalah ta-man- na-sional yang dilindungi. Di sana se-lain terdapat 20 jenis ke-piting, juga ada 76 spesies bu-rung mi-gran. Jadi, pulau ini bu-kan ha-nya persinggahan o-rang-orang pen-cari suaka, tapi ju-ga burung migran.