Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
|
||
Jokowi-Ahok | ||
54,9 % | ||
Foke-Nara | ||
45,1% | ||
Total | (100%) |
Hasil Polling Lembaga Survei Indonesia:
|
||
Jokowi-Ahok | ||
53,81 % | ||
Foke-Nara | ||
46,19% | ||
Total | (100%) |
Hasil Polling Komisi Pemilihan Umum:
|
||
Jokowi-Ahok | ||
53,82 % | 2.472.130 | |
Foke-Nara | ||
46,18% | 2.120.815 | |
Total | (100%) | 4.592.945 |
ALGORITMA PoliticaWave berhasil memprediksi secara akurat dua putaran pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Seminggu sebelum hitung cepat putaran pertama diumumkan, PoliticaWave memprediksi pasangan Jokowi-Ahok berada di peringkat pertama dan Foke-Nara di peringkat kedua. Hasil ini berbeda dengan semua prediksi lembaga survei pada saat itu. Bertumpu pada aktivitas di media sosial, PoliticaWave menggunakan metode dan sampling yang sangat berbeda. Hasil analisis di putaran pertama membuat banyak pihak bertanya apakah ini suatu kebetulan. Tapi prediksi serupa di putaran kedua, yang terbukti angkanya mirip quick count lembaga-lembaga survei, menegaskan bahwa analisis berdasarkan monitoring media sosial merupakan keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan. PoliticaWave menunjukkan apa yang terjadi di media sosial merepresentasikan publik yang sesungguhnya. Untuk prediksi hasil pilkada DKI putaran kedua, algoritma PoliticaWave memantau sekitar 2.000.000 pembicaraan dari 900.000 sumber atau unique user. Ini jumlah yang sangat besar dibanding sampel yang digunakan dalam survei konvensional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |