Meutia Farida Hatta Swasono, 59 Tahun

Menteri Negara Pemberda-yaan Perempuan, Meutia Fa-ri-da Hatta Swasono, dikukuhkan sebagai guru besar tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Sabtu dua pekan lalu. Dalam pidato pengukuhan, Meutia mengkhawatirkan nasib persatuan dan kesatuan bangsa yang mulai rapuh dalam dasawarsa terakhir.

Putri sulung prok-lamator Moha-mmad Hatta ini menu-tur-kan, integrasi so-si-al semakin tera-ncam akibat tingginya pengkotak-an di masyara-kat. Ke-setar-aan dan keadil-an pun ma-sih lebih ba-nyak berada di ting-kat ga-gas-an ketimbang ter-wujud se-ca-ra nya-ta. ”S-ikap eksklu-sivisme ke-lompok tiba-tiba saja menyeruak di era reformasi,” kata-nya.

Contohnya ada-lah ketidak-adilan yang sering diterima kaum hawa. Pele-ceh-an terha-dap perempuan masih terus ber-langsung dan ter-jadi di selu-ruh lapisan masyarakat. Po-la pikir dan bu-daya masya-rakat yang meng-ang-gap pe-r-em-puan le-bih rendah dari pria membuat tindak-an per-dagangan per-em-pu-an sering men-da-pat pembenaran. Pa-da-hal pola pikir se-perti ini harus dibe-ran-tas.

Dalam mem-bangun Indonesia, p-ara pen-diri negara ini i-ngin agar Indonesia menjadi bangsa yang tangguh. Ka-rena itu re-vitalisasi nilai-nilai positif manusia In-donesia harus segera dilakukan. Nilai tersebut bisa be-ru-pa keunggulan budaya, ke-arifan lokal, dan identitas bangsa.

Nilai positif yang mendesak untuk direvitalisasi adalah doktrin mutualisme, prinsip men-jaga kesatuan dan persatu-an, serta prinsip mencapai keadilan dan kesetaraan. Langkah tersebut juga harus sejalan dengan pengaktualan kembali nilai-nilai dasar Pancasila se-bagai ideologi negara.

Upaya ini tak bisa ha-nya di-bebankan kepada bir-okrasi, tetapi juga menjadi tan-ggung jawab para ahli antro-po-lo-gi. Mereka- harus men-desain suatu strategi kebuda-ya-an un-tuk mewujud-kan Mani-fes-to Budaya menja-di suatu ke-nyataan riil yang di-namis se-suai dengan per-kem-bang-an za-man. ”Bahasa Indo-nesia dan bendera Merah Putih m-asih bi-sa diandalkan se-bagai modal utama u-ntuk mem-per-kukuh in-tegrasi na-sional,” ujar wanita kelahir-an Yogyakarta 21 Maret 1947 ini.

Meutia lebih dikenal se-bagai akademisi di almamaternya FISIP Universitas In-do-nesia. Selain mengajar, ia se-ring terlibat dalam sejumlah penelitian. Belakangan ia terjun ke dunia politik dan masuk Ka-bi-net Indonesia Bersatu.

---

>

”Dia tembak saya dalam jarak satu meter, jadi saya kenal betul penembak itu.” —Ivon Nathalia, siswi Sekolah Menengah Kejurun Poso, memberikan keterangan kepada pengurus Poso Center, Senin pekan lalu. Ivon dan sahabatnya Siti Nuraini menjadi korban penembakan di Poso pada November 2005.

”Statusnya sama dengan 72 perusahaan lain berkategori hitam yang sedang kami pantau.” —Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Senin pekan lalu, mengungkap status PT Freeport Indonesia. Kategori hitam adalah peringkat terburuk untuk perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.

---

TEMPO DOELOE

3 April 1941 Kelompok nasionalis Irak di bawah pimpinan Rasyid Ali Gi-la-ni berhasil mengusir Inggris dari Kota Baghdad. Gilani menang berkat dukung-an tentara J-erman.

4 April 1949 Sejumlah negara ber-se-pa-kat membentuk per-tahanan bersama yang di-namakan Pak-ta Pertahanan Atlantik Uta-ra (NATO). Segala bentuk se-rangan kepada salah satu ang-gota dianggap sebagai serang-an terhadap NATO.

5 April 1585 Tragedi pembu-nuhan mas-sal (6.000 aktivis ke-merdekaan) terjadi di Har-lem, Belanda, oleh tentara Spanyol. Pemi-cu tragedi ada-lah instruk-si re-presif Raja Spanyol Philip II ter-hadap rak-yat Belanda.

6 April 1945 Pasukan Jepang meng-gempur habis-ha-bisan kekuatan Amerika Serikat. Pesawat-pe-sawat kamikaze Jepang yang bermuatan bom ditabrak-kan ke kapal-kapal Induk Ame-ri-ka.

7 April 1948 Henry Ford meninggal dunia pada usia 84 tahun. Ilmuwan Amerika Serikat ini menaruh minat besar dalam eksperimen pembuatan mobil. Ia mewariskan perusahaan mobil raksasa: Ford.