Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Nasib Mahasiswa

21 Desember 1998 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sering kali kita mendengar pejabat pemerintah mengatakan bahwa ekonomi membaik, inflasi turun, dan kemiskinan berkurang. Entah yang ke berapa kali saya mendengarnya. Tapi dari semua itu, fakta di masyarakat sangatlah berbeda. Harga tidak mau turun, uang semakin sulit dicari, tarif jasa semakin mahal, dan masih banyak lagi.

Salah satu golongan masyarakat yang merasakan pahitnya keadaan itu ialah mahasiswa. Entah berapa ratus ribu dari mereka yang terpaksa harus tidak melanjutkan kuliah. Mereka dengan sangat terpaksa mengorbankan studi karena tidak mempunyai uang untuk membayar kuliah, bahkan untuk biaya hidup. Pemerintah memberikan beasiswa, toh program tersebut tidak menjangkau mahasiswa sehingga mereka terancam drop out (DO). Selain jumlah beasiswa per orang per bulan minim, sasarannya juga meluas sehingga mahasiswa umum pun (kondisi ekonomi cukup) dapat ikut serta. Sedangkan mahasiswa ekonomi lemah terancam DO, karena tidak bisa membayar biaya studi. Program beasiswa itu seolah-olah tak lebih dari program populis seperti program bantuan lainnya. Masa depan bangsa ini terletak di pundak generasi muda, salah satunya mahasiswa. Diperlukan anggota masyarakat yang peduli membantu masalah ini atau yayasan-yayasan yang mampu menggalang beasiswa nasional. Mahasiswa bukan hanya mereka yang berdemonstrasi, tapi juga mereka yang kesulitan ekonomi, contohnya saya. Untuk meneruskan kuliah di semester akhir rasanya sulit. Usaha-usaha telah saya lakukan antara lain: bekerja sambilan (upah minim sekali), mencari beasiswa (belum dapat), cuti studi (tetap harus bayar SPP), mengirim surat pembaca tidak dimuat, mengirim surat ke pejabat pemerintahan tidak digubris. Semuanya mengecewakan. Saya tidak berharap apa-apa, tetapi kepedulian warga Indonesia terhadap masa depan generasi muda, terutama mahasiswa yang senasib dengan saya sangat besar artinya. Sehingga masa depan generasi muda bangsa ini tidak terus-menerus menjadi dagelan politik yang mulai tidak lucu.

WAHYU SUBARDI
Gendeng Gondokusumo 4/954
Yogyakarta 55225

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus