Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setujukah Anda, nasionalisme kebangsaan kita saat ini sudah memudar? | ||
Ya | ||
75,32% | 464 | |
Tidak | ||
15,91% | 98 | |
Tidak Tahu | ||
8,77% | 54 | |
Total | 100% | 616 |
MENGUATKAN kembali nasionalisme menjadi tema populer pidato para petinggi dan pemuka masyarakat dalam memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Ini karena, seperti dikatakan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, nasionalisme merupakan senjata yang ampuh untuk membantu bangsa keluar dari kemiskinan dan kebodohan. ”Kita bisa selesaikan masalah jika bersama,” ujarnya di Jakarta. Namun, benarkah nasionalisme mulai pudar?
Mayoritas responden jajak pendapat Tempo Interaktif edisi 21-28 Mei 2008 menyatakan rasa kebangsaan ini memang mulai pupus.
Komentar
Bagaimana mau ngomongin nasionalisme dalam keadaan ruwet seperti sekarang? Rakyat berjalan sendiri, para birokrat dan pembuat kebijakan pun berjalan sendiri.
(Muhlis Andriansyah, Bogor)
Jiwa nasionalisme kita hampir musnah. Ini karena pemerintah tidak jelas mau membawa bangsa ini ke mana.
(Salmawati, Makassar)
Generasi tua sibuk melakukan korupsi dan berebut kursi, sedangkan yang muda asyik mabuk. Memalukan.
(David Achmad, Jakarta)
Indikator Pekan Depan Dampak ”buruk” kenaikan harga bahan bakar minyak 28,7 persen terhadap industri tak akan berlangsung lama. Paling-paling cuma tiga bulan. Ini kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris. ”Setelah itu, situasi akan kembali normal,” katanya di Jakarta, Rabu pekan lalu. Menurut dia, industri akan stabil setelah harga baru berlaku di pasar. Setujukah Anda dengan penilaian Menteri Fahmi? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo