Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Partai Golkar Menang, Amien Rais Presiden

Amien Rais mengalahkan Megawati dalam pemilihan presiden tahun 2004. Suara PDI Perjuangan ditaksir sangat melorot.

28 Desember 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMILU 2004 akan mencatatkan sejarah baru?kalau hasil jajak pendapat majalah ini menjadi kenyataan. Partai yang menang dalam pemilu ternyata tidak merebut kursi presiden. Sebagian besar responden memilih Partai Golkar sebagai pemenang pemilu mendatang, sedangkan jabatan presiden direbut oleh Amien Rais dari Partai Amanat Nasional. "Penyimpangan" ini pernah menjadi kenyataan dalam Pemilu 1999, ketika PDI Perjuangan menang pemilu tapi jabatan presiden direbut Abdurrahman Wahid dari Partai Kebangkitan Bangsa. Namun waktu itu pemilihan presiden dan wakil?secara terpisah?dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Sedangkan dalam Pemilu 2004, pemilihan presiden (satu paket dengan wakilnya) dilakukan secara langsung oleh rakyat.

"Pemilu" Majalah TEMPO ini dilakukan di lima kota besar Indonesia?Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar?pada dua pekan pertama Desember tahun ini. Jajak pendapat melibatkan seribu responden, 70 persen di antaranya berpendidikan SLTA ke atas, lapisan terbesar yang akan mencoblos dalam pemilu mendatang.

Amien Rais mendapat suara lebih banyak dibandingkan dengan Megawati Soekarnoputri, yang meraih suara terbanyak ketiga. Siapa yang nomor dua? Susilo Bambang Yudhoyono, kini Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.

Alasan responden memilih Amien Rais juga menarik. Tiga dari lima responden yang memilih Ketua Partai Amanat Nasional itu beralasan bahwa Amien dianggap jujur, bersih, tidak korup. Hasil ini cocok dengan jawaban responden ketika menjawab kriteria pemimpin yang diharapkan sekarang ini. Lebih dari separuh responden menempatkan kriteria jujur, bersih, dan tidak korup dalam peringkat pertama alasan memilih presiden. Amien memang bukan yang teratas di kriteria ini. Responden menempatkan pemikir dan pembaru Islam, Nurcholish Madjid, sebagai calon teratas dalam kriteria jujur, bersih, dan tidak korup. Nurcholish?yang sampai sekarang belum jelas dicalonkan sebagai presiden oleh partai yang mana?dipilih oleh empat dari lima responden untuk kriteria ini. Posisi Mega agak tercecer di kriteria ini.

Bagaimana calon presiden Partai Golkar yang menang dalam "pemilu" TEMPO ini? Posisi yang direbut Sri Sultan Hamengku Buwono X menarik dibahas. Orang Yogya itu dalam konvensi Partai Golkar yang lalu hanya menempati urutan terakhir, yaitu nomor tujuh. Tapi responden TEMPO menempatkannya di tempat kelima?di bawah Amien, Susilo, Megawati, dan Nurcholish. Kandidat Partai Golkar yang lain yang masuk "sembilan besar" presiden adalah Hamengku Buwono (peringkat lima), Akbar Tandjung (delapan), dan Wiranto (sembilan). Peringkat atas calon presiden dalam konvensi Partai Golkar, Aburizal Bakrie dan Surya Paloh, tidak masuk dalam bursa "sembilan besar" ini.

Di luar calon-calon partai besar tadi, Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nurwahid mendapatkan suara yang lumayan, 1,65 persen. Tapi, suara ini jauh di bawah hasil jajak pendapat yang diselenggarakan dua televisi swasta. Di dua media kaca tersebut, Hidayat justru mendapatkan suara terbanyak, di atas 25 persen.

Itu bursa presiden. Bursa wakil presiden tidak kalah ketatnya. Rupanya, res-ponden yakin bahwa posisi nomor dua RI itu layak dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono. SBY, begitu dia biasa dipanggil, melampaui suara Nurcholish, Amien Rais, Hamengku Buwono, dan juga Hamzah Haz, untuk posisi wakil presiden.

Kalau bicara tentang paket presiden dan wakilnya, paket yang dipilih responden lain lagi. Pasangan presiden dan wakil yang paling banyak dipilih adalah Amien Rais & Susilo Bambang Yudhoyono (dipilih 36 responden). Pasangan itu melampaui suara pasangan Amien & Nurcholish (31), Megawati & SBY (29), dan pasangan Amien & Hamengku Buwono (29).

Apa komentar pakar?

Riswanda Imawan, dosen ilmu politik Fisipol Universitas Gadjah Mada, punya catatan yang tidak sejalan dengan hasil jajak pendapat ini. Amien boleh-boleh saja mengumpulkan suara terbanyak, tapi Riswanda mengamati bahwa sebagian masyarakat menghendaki munculnya pemimpin baru. "Tingkat kepercayaan rakyat terhadap para tokoh reformasi 1998 sudah luntur," katanya. Menurut dia, bisa saja muncul pemimpin yang baru seperti pengusaha dan bekas menteri Siswono Yudohusodo atau bahkan putri Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana. Bahkan, jika muncul nama orang yang benar-benar baru dari zaman reformasi, menurut Riswanda, bukan tidak mungkin dia yang akan terpilih sebagai presiden. Hal ini sangat mungkin terjadi lantaran sistem Pemilu 2004 memungkinkan munculnya calon presiden yang partainya hanya memiliki tiga persen suara di parlemen.

Sebaliknya, partai dengan suara mayoritas di parlemen belum tentu merebut kursi presiden. Jadi, walaupun Partai Golkar dipilih responden jajak pendapat ini sebagai pemenang pemilu, belum pasti calon presidennya memasuki Istana. Tapi "kemenangan" Partai Golkar dalam jajak pendapat ini bukan hal yang sama sekali baru. Survei Pemilu 2004 yang diadakan oleh Badan Litbang PDI Perjuangan sudah meramalkan hasil yang sama. Dalam jajak pendapat kali ini, suara Partai Golkar adalah 22,72 persen, sedangkan PDI Perjuangan hanya menambang suara 5 persen di bawah Partai Golkar. Yang mengejutkan, suara PDI Perjuangan bahkan lebih kecil daripada Partai Amanat Nasional.

Turunnya suara PDI Perjuangan, menurut jajak pendapat ini, diakibatkan banyaknya perpindahan suara ke kandang partai yang lain. Dari 37 persen suara responden jajak ini yang pada 1999 memilih Partai Banteng, hanya 32 persen yang menyatakan tetap akan mencoblos partai Megawati itu. Hasil ini mencerminkan "lo-yalitas" yang lebih rendah dibandingkan dengan pemilih Partai Golkar atau Partai Amanat Nasional. Lebih dari separuh responden yang mencoblos Partai Golkar dan PAN pada 1999 menyatakan tetap akan mencoblos partai pilihannya itu pada 2004.

Alasan responden yang tidak memilih PDI Perjuangan layak didengar. Responden menganggap PDI Perjuangan hanya memikirkan kepentingan sendiri dan tidak berjuang keras memberantas korupsi. Jawaban itu sejalan dengan rendahnya jumlah responden yang memilih PDIP karena alasan anggota DPR dari partai itu tidak korup. Alasan PDIP dicoblos karena partai ini memperjuangkan penghapusan korupsi dan memperjuangkan kepentingan rakyat juga tergolong paling rendah ketimbang partai-partai besar lain.

Dalam soal PDIP ini, Riswanda melihat bahwa penurunan suara PDIP erat kaitannya dengan manajemen internal partai yang banyak masalah. Konflik pusat vs. daerah pecah di Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Bali. Selain itu, banyaknya orang Golkar yang masuk ke PDIP dan menduduki jabatan penting di PDIP membuat orang-orang yang dulu masuk inner circle pimpinan partai memilih keluar dan bergabung dengan partai lain, kata Riswanda. Ini jelas melemahkan PDI Perjuangan.

PDI Perjuangan diramalkan banyak kehilangan suara. Tapi partai itu bukan satu-satunya yang bakal merosot, menurut jajak pendapat ini. Partai Kebangkitan Bangsa diramalkan "turun" ke posisi kelima di bawah PPP dan PAN. Hasil ini agaknya diakibatkan pemilihan responden jajak ini yang hanya menjaring masyarakat perkotaan, sementara pemilih PKB datang dari kalangan akar rumput di pedesaan.

Akhirnya, dalam pemilu mendatang akan dibuktikan apakah zaman reformasi akan menghasilkan partai baru dan presiden baru yang memenangkan suara rakyat. Ataukah partai dan presiden masih didominasi mereka yang berasal dari zaman lama seperti hasil jajak pendapat ini?

M. Taufiqurohman


Apakah Anda akan mengikuti pemilihan presiden pada tahun 2004?
Ya88,42%
Tidak6,54%
Tidak tahu5,04%
Jumlah100,00%
 
Jika Anda menjawab "tidak", mengapa?
Tidak ada gunanya8,20%
Tidak ada calon yang layak34,37%
Tidak ada calon yang sesuai dengan keinginan saya27,42%
Malas25,73%
Tidak terdaftar sebagai pemilih5,70%
 
Siapa presiden pilihan Anda?
Amien Rais21,88%
Susilo Bambang Yudhoyono13.17%
Megawati Soekarnoputri13,16%
Nurcholish Madjid7,23%
Sultan Hamengku Buwono X6,44%
Hamzah Haz6,15%
Abdurrahman Wahid5,23%
Akbar Tandjung5,16%
Wiranto5,11%
Lain-lain6,30%
Tidak tahu10,51%
Jumlah100,00%
 
Siapa wakil presiden pilihan Anda?
Susilo Bambang Yudhoyono17,60%
Nurcholish Madjid13,50%
Amien Rais10,89%
Sultan Hamengku Buwono X10,38%
Wiranto6,93%
Hamzah Haz5,07%
Abdurrahman Wahid2,87%
Megawati Soekarnoputri2,01%
Akbar Tandjung1,72%
Lain-lain5,16%
Tidak tahu24,35%
Jumlah100,00%
 
Apa alasan Anda memilih presiden? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Jujur, bersih, tidak korup54,51%
Mampu membawa Indonesia keluar dari krisis43,58%
Indonesia perlu pemimpin beragama Islam29,72%
Indonesia perlu pemimpin berpendidikan tinggi27,09%
Indonesia perlu pemimpin berpengalaman25,77%
Indonesia perlu figur pemimpin sipil18,78%
Indonesia perlu figur militer16,76%
Calon lain tidak memenuhi syarat12,46%
 
Mengapa mereka dipilih?
Jujur, bersih, tidak korup
Amien Rais63%
S.B. Yudhoyono63%
Megawati38%
Nurcholish82%
Sultan HB X78%
Mampu membawa Indonesia keluar dari krisis
Amien Rais33%
S.B. Yudhoyono65%
Megawati44%
Nurcholish32%
Sultan HB X61%
Indonesia perlu pemimpin berpengalaman
Amien Rais16%
S.B. Yudhoyono40%
Megawati31%
Nurcholish17%
Sultan HB X47%
Indonesia perlu pemimpin berpendidikan tinggi
Amien Rais46%
S.B. Yudhoyono38%
Megawati10%
Nurcholish17%
Sultan HB X42%
Indonesia perlu figur militer
Amien Rais4%
S.B. Yudhoyono75%
Megawati4%
Nurcholish0%
Sultan HB X1%
Indonesia perlu figur pemimpin sipil
Amien Rais24%
S.B. Yudhoyono3%
Megawati33%
Nurcholish9%
Sultan HB X34%
Indonesia perlu pimpinan beragama Islam
Amien Rais28%
S.B. Yudhoyono45%
Megawati10%
Nurcholish37%
Sultan HB X36%
Calon lain tidak memenuhi syarat
Amien Rais22%
S.B. Yudhoyono13%
Megawati18%
Nurcholish5%
Sultan HB X1%
 
Partai yang dipilih responden pada Pemilu 1999?
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan37,54%
Golkar20,18%
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)14,81%
Partai Amanat Nasional (PAN)13,04%
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)6,08%
Partai Bulan Bintang1,09%
Partai Keadilan0,67%
Lain-lain0,19%
Menolak menjawab2,78%
Golput2,82%
Jumlah100,00%
 
Apakah Anda akan mengikuti Pemilihan Umum 2004?
Ya89,25%
Tidak5,87%
Tidak tahu4,87%
Jumlah100,00%
 
Jika menjawab "tidak", mengapa?
Tidak ada gunanya60,82%
Tidak ada partai yang layak dipilih28,11%
Belum tahu partai yang lolos verifikasi6,51%
Tidak terdaftar sebagai pemilih3,58%
Malas0,98%
Jumlah100,00%
 
Partai yang akan Anda pilih pada Pemilu 2004?
Golkar22,72%
Partai Amanat Nasional (PAN)15,46%
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)14,54%
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)9,99%
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)4,35%
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)2,58%
Partai Bulan Bintang0,83%
Lain-lain 1,76%
Tidak tahu22,52%
Golput1,99%
Jumlah100,00%
 
Mengapa Anda memilih partai pada Pemilu 2004 tersebut? (Jawaban boleh lebih dari satu)
Konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat30,86%
Platform dan program partai ini cocok dengan saya23,80%
Calon presiden yang diajukan partai sesuai dengan keinginan saya22,93%
Sesuai dengan ideologi saya22,18%
Konsisten memperjuangkan penghapusan korupsi19,69%
Anggota DPR partai ini tidak korup12,80%
Calon DPR yang diajukan partai sesuai dengan keinginan saya9,76%
 
Alasan memilih partai pada Pemilu 2004 (persentase)
Konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat
Golkar64%
PAN37%
PDIP34%
PPP45%
PKB51%
PKS51%
Konsisten memperjuangkan penghapusan korupsi
Golkar30%
PAN34%
PDIP26%
PPP31%
PKB33%
PKS43%
Anggota DPR partai ini tidak korup
Golkar25%
PAN21%
PDIP9%
PPP16%
PKB29%
PKS62%
Sesuai dengan ideologi saya
Golkar28%
PAN25%
PDIP22%
PPP51%
PKB47%
PKS77%
Platform dan program partai ini cocok dengan saya
Golkar39%
PAN24%
PDIP30%
PPP27%
PKB63%
PKS62%
Calon presiden yang diajukan partai sesuai dengan keinginan saya
Golkar42%
PAN37%
PDIP35%
PPP24%
PKB18%
PKS13%
Calon DPR yang diajukan partai sesuai dengan keinginan saya
Golkar20%
PAN14%
PDIP10%
PPP8%
PKB8%
PKS39%
 
Responden yang memilih partai yang sama pada Pemilu 1999 dan Pemilu 2004
Golkar66%
PAN62%
PDIP32%
PPP55%
PKB42%
Golput13%
 
Ke mana responden pindah dari Pemilu 1999 ke Pemilu 2004?
Golkar
Golkar?
PAN5%
PDIP1%
PPP1%
PKB1%
Golput3%
Tidak Tahu17%
Tidak Menjawab4%
Partai Amanat Nasional
Golkar9%
PAN?
PDIP0%
PPP0%
PKB0%
Golput1%
Tidak Tahu17%
Tidak Menjawab3%
Partai Persatuan Pembangunan
Golkar7%
PAN6%
PDIP0%
PPP?
PKB2%
Golput0%
Tidak Tahu20%
Tidak Menjawab3%
Partai Kebangkitan Bangsa
Golkar1%
PAN15%
PDIP0%
PPP5%
PKB?
Golput0%
Tidak Tahu22%
Tidak Menjawab10%
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Golkar12%
PAN7%
PDIP?
PPP0%
PKB7%
Golput2%
Tidak Tahu20%
Tidak Menjawab17%
Golput
Golkar9%
PAN7%
PDIP9%
PPP0%
PKB0%
Golput?
Tidak Tahu21%
Tidak Menjawab0%
 
Mengapa Anda tidak lagi memilih partai yang lama?
Partai itu hanya mementingkan kepentingan sendiri18,99%
Partai itu tidak mampu mendorong pemerintahan memberantas korupsi15,83%
Partai itu tak mampu mengontrol pemerintah dalam pembangunan ekonomi11,32%
Anggota DPR dari partai itu hanya memperkaya diri sendiri9,72%
Warisan Orde Baru4,24%
 

Metodologi jajak pendapat : Jajak pendapat ini dilaksanakan dari tanggal 5 hingga 12 Desember 2003. Data dikumpulkan dari 1.000 responden di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Medan, dan Makassar. Dengan menggunakan ukuran sampel 1.000 tersebut, estimasi terhadap nilai parameter mempunyai margin of error 4-6%. Survei dilakukan dengan metode stratified random sampling. Analisis data sampel diboboti berdasarkan sensus penduduk tahun 2002 (BPS), untuk kota-kota tempat jajak pendapat dilaksanakan.

Independent Market Research
Tel: 5711740-41, 5703844-45 Fax: 5704974

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus