Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Pelacakan

Laput jusuf randy kembali ditulis, soalnya ia dilepaskan dari tahanan polisi. tim wartawan Tempo sibuk melacak berbagai tuduhan kepada jusuf randy. "investigative reporting" diterapkan di MBM Tempo.

18 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA yang mau baca TEMPO, bila mingguan berita ini hanya menyajikan informasi yang cuma mengulang surat kabar harian? Dan apa gunanya kami bekerja jika cuma begitu? Agar tak cuma begitu, TEMPO suka mencoba bercerita lebih banyak ketimbang koran -- kalau bisa. Dalam cerita kami tentang yang terjadi di Lampung, misalnya, kami mencoba mengungkapkan latar belakang kejadian. Tujuannya sebenarnya hanyalah agar peristiwa itu tak lepas dari konteksnya. Juga cerita kami tentang Jusuf Randy. Kami tak bermaksud berlebihan dengan ini. Kami melakukan apa yang lazim disebut sebagai investigafive reporfing. Teknik itu sebenarnya biasa dipakai untuk melacak suatu berita bila pers mencium ada sesuatu di balik berita yang hanya "secuil". Dalam kerja semacam itu, sebuah koran atau majalah menyelidiki sendiri, menggali lebih jauh, untuk mendapatkan gambaran yang lengkap. Ketika kami mendengar bahwa tokoh itu memalsukan kewarganegaraannya -- ia ternyata seorang warga negara Jerman kami pun merasa tertarik lebih lanjut untuk bertanya: Kok aneh? Sudah tentu, dengan teknik itu, wartawan tak lagi hanya bisa berpedoman kepada sebuah press release atau selentingan atau pendapat orang. Bisa saja hasil laporannya ternyata lebih luas dan lebih dalam daripada hasil penyidikan yang berwajib. Contoh di AS: investigative reporting yang dihasilkan wartawan Washingtan Post, misalnya, membongkar skandal kecurangan politik Presiden Nixon. Dan ia terpaksa turun dari jabatannya. Di Indonesia, cara Washington Post pasti mustahil. Kan di sini kekebasan itu harus tahu batas? Meskipun dengan demikian pers sering dituduh jadi penakut, toh teknik investigative reporting bukan barang baru. Bahkan Menteri Sudomo dulu pernah menganjurkannya untuk dipakai, ketika dia memimpin Kopkamtib. Berbagai media melakukan cara itu. TEMPO hanya salah satu yang mencoba. Untuk sebuah laporan semacam itu, kami biasa menurunkan belasan wartawan. Investigative reporting tak selalu menghasilkan "penghakiman oleh pers". Dalam kasus tengelamnya kapal Tampomas di tahun 1982, misalnya. Setelah kami selidiki ke sana-ke mari, termasuk ke kantor World Bank di Washington DC, ternyata nampak ada bukti tentang ketidakberesan dalam pembelian kapal itu dari Jepang. Dengan semangat itulah pekan ini kami kembali menghidangkan laporan tentang Jusuf Randy. Soalnya: pekan lalu dia dilepaskan dari tahanan polisi, meskipun tak berarti ia tak akan dibawa ke mahkamah pengadilan. Agar tak sekadar berdasarkan cerita burung, koresponden kami di Paris, Sapta Adiguna, berangkat ke Jerman Barat. Yang didapatkannya menarik: setelah menghubungi berbagai pihak, ia menemukan sebuah paspor Jusuf Randy atas nama Thomas Tamzil. Bukan hanya itu yang ditemukannya. Ia juga menemukan dokumen-dokumen tentang beberapa perusahaan Jusuf Randy di sana. Di Jakarta, wartawan TEMPO Linda Djalil, Moebanoe Moera, dan Tommy Tamtomo sibuk pula melacak berbagai tuduhan kepada Jusuf Randy. Agar semuanya itu berimbang, sampai akhir pekan lalu, tim wartawan tersebut masih mencoba bertemu Jusuf Randy -- yang ternyata tak gampang. Mudah-mudahan, informasi kami ada gunanya, untuk lebih mengetahui tokoh yang unik ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus