Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecewa kedua adalah saat saya membaca artikel tersebut. Tertulis:… Hasilnya, Ikhsan lebih tenang, lebih responsif dan tidak lagi melakukan self injury…. Saya cek ulang kepada teman saya yang menghadiri wawancara tersebut, adakah saya pernah mengatakan self injury saat wawancara. Ia juga heran. Soalnya, anak saya memang tidak pernah melakukan self injury. Yang dilakukannya adalah self stimulatory (merangsang diri sendiri, memberikan kepuasan pada diri sendiri dengan melakukan hal-hal tertentu). Tentu saja ini sangat berbeda dengan self injury (menyakiti/melukai diri sendiri), yang jelas konotasinya sangat negatif.
Lebih dari sekadar ”keliru istilah” yang merugikan kami—terutama anak saya Ikhsan—pernyataan yang entah dari mana datangnya itu tentu membuat pembaca berpikir bahwa dengan diet, berbagai perilaku menyakiti diri sendiri dapat diharapkan hilang. Padahal, tidak demikian adanya. Perilaku tersebut sering baru bisa dikurangi (sebelum dapat berharap untuk dihilangkan total) dengan penggunaan obat-obatan di bawah pengawasan ketat seorang dokter.
DYAH PUSPITA
Jalan Benda IV/10
Jakarta 12760
Mengenai pembatalan janji wawancara, wartawan kami sudah mengirim e-mail permintaan maaf yang sudah Anda tanggapi. Istilah self injury memang berdasarkan kesimpulan kami setelah mendengar deskripsi yang Anda gambarkan.—Red.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo