Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DALAM TEMPO Edisi 15-21 Mei 2000, ada iklan berupa angket tentang pemilihan presiden secara langsung. Bagi masyarakat banyak, titik persoalannya bukan langsung atau tidak. Sebab, mereka belum mendapatkan informasi yang jelas tentang ide itu. Di samping itu, gagasan pemilihan presiden secara langsung, saat ini, hanya bersifat wacana di kalangan elite politik. Namun, di kalangan masyarakat luas, konsep itu seolah-olah suatu realitas yang dipaksakan dan harus dilaksanakan.
Seharusnya aturan main pemilihan presiden itu jelas dan diketahui oleh masyarakat yang diajak memilih. Masyarakat yang diajak mengisi angket itu jangan hanya dijadikan alat legitimasi keinginan. Mereka harus diberi pemberdayaan lebih dulu. Mereka harus mengetahui mekanisme pemilihan presiden secara langsung itu serta aturan mainnya. Jangan sampai ada sikap seperti saat ini, mengakali peraturan demi kepentingan pihak atau kelompok tertentu.
Sebaiknya masyarakat diberi pemahaman lebih dulu dan diberi RUU yang mengatur pemilihan presiden. Kalau masyarakat diberdayakan dan disamakan dulu persepsinya, tentu angket yang telah disebarluaskan melalui media massa itu akan berjalan sukses. Saya yakin, masyarakat Indonesia pada umumnya belum paham betul tentang pemilihan presiden secara langsung, sehingga pertanyaan yang diajukan melalui angket yang diiklankan di media massa banyak tak dimengerti.
T. BACHTIAR
Bandung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo