Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Penghuni danau poso

Di dalam danau poso, sulawesi tengah terdapat binatang misterius yang dapat dilihat hanya pada malam hari. panjang binatang ini kurang lebih 200 m. menurut kepercayaan penduduk adalah hantu air. (ils)

23 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APAKAH mungkin danau Poso di Sulawesi Tengah juga menyimpan penghuni serupa binatang purba Nessie yang diduga masih hidup di dalam danau di Loch Ness? Walaupun apa yang konon pernah berhasil' dipotret Dr Robert Rines di danau itu belum terungkap jelas, penduduk sekitar danau Poso sudah lama berkenalan dan melihat binatang danau misterius yang mungkin serupa. Malah penduduk sekitar danau itu pun memberi nama yang sama seperti diberikan penduduk sekitar danau Loch Ness yaitu hantu air. Loch Ness sendiri berarti danau hantu air. Sayang, banyak penduduk di sekitar danau Poso, terutama penangkap-penangkap ikan hanya berhasil menyaksikan mahluk aneh itu di waktu malam hari. Mungkin karena mahluk misterius ini hanya mau berkelana di waktu malam hari saja. Ada yang menggambarkan bentuknya seperti ular sebesar dan sepanjang pohon kelapa. Ada pula yang menggambarkannya seperti naga. Bahkan ada yang mengatakannya berbentuk seperti pulau. Tentu tak syak lagi ini semacam monster atau binatang besar yang hidup di dalam danau Poso. Menurut seorang nelayan hampir setiap malam binatang danau ini memperlihatkan diri. Biasanya disertai dengan gelombang besar. Jam munculnya sekitar pukul 9 atau ll malam dengan arah tetap dari desa Tokilo ke sekitar desa Bancea. "Begitu sering bertemu hingga kami tidak takut lagi", tutur nelayan itu. Dan sepanjang diketahui ada binatang aneh di dalam danau itu belum pernah ada korban karenanya. Kalaupun ada hanya karena danau itu sendiri memang cukup ganas yaitu bergelombang dan berangin kencang. Antaranya termasuk seorang penyelidik Barat bernama Reinder Fennema yang tenggelam pada tahun 1897. Ir A.L. Lateka Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Poso yang sudah dua kali bertemu binatang aneh itu menuturkan pengalamannya kepada TEMPO. "Saya pertama melihatnya tahun 1974 kemudian terakhir dalam tahun ini juga", ujar insinyur peternakan itu dan bersedia angkat sumpah atas kebenaran keterangannya. Sayang ia juga hanya berhasil menyaksikan di waktu malam hari walaupun sudah juga dicoba berlayar menjajaki di waktu siang hari. Menurut penuturan Lateka, kemunculan binatang misterius itu didahului suara menggelegar dan pukulan-pukulan pada permukaan air. Karena gelap bentuk binatang itu tidak jelas kecuali dari arah depan kepalanya memiliki sejenis mata mengeluarkan nyala seterang lampu sorot mobil. Tapi ir Lateka bisa memastikan binatang air itu berjalan setengah badannya di atas air. "Saya taksir kecepatan larinya secepatnya motor tempel" kata Lateka. Ketika binatang itu meliwati perahu Lateka yang jaraknya hanya sekitar 50 meter saja sehingga gelombang cukup kuat dan membuat perahu oleng hampir karam. Gempa Bumi Menurut pengamatan Lateka kemudian, ketika binatang aneh itu kira-kira 200 meter hendak mencapai bibir daratan danau secara tiba-tiba warna matanya berobah menjadi hijau. Tak lama kemudian di atas daratan kelihatan nyala terang berbentuk bundar seterang nyala petromax berkeling-keling kemudian mengapung tinggi di udara. Cahaya itu kemudian lenyap tepat di muka sebuah pohon beringin besar. Nah, karena sudah sering terjadi sempat itu pohon beringin itu dianggap penduduk angker. Malah beredar segala macam cerita berbau tahyul. Apalagi di sana terdapat goa bertingkat 12 sampai masuk ke dalam danau yang penuh tulang-tulang tengkorak manusia di zaman leluhur. Konon apa yang terlihat lalu-lalang setiap malam di dalam danau itu beserta nyala-nyala terangnya tak lain adalah hantu air dan penjaga danau Poso. Begitu kepercayaan penduduk setempat. Danau Poso terletak persis di tengah perut Sulawesi, memanjang dari utara ke selatan. Bagian utaranya termasuk wilayah kecamatan Pamona Utara dengan Tentena sebagai ibukota kecamatan. Sedang bagian selatan termasuk daerah kecamatan Pamona Selatan dengan desa Pendolo sebagai ibukota kecamatan. Kota Tentena sudah termasuk ramai dan baik untuk tempat rekreasi. Juga sesuai program pemda kelak dipersiapkan untuk daerah pariwisata (TEMPO 11/1075). Jaraknya dari ibukota kabupaten Poso kl 56 Km dan bisa ditempuh dengan kendaraan mobil. Tinggi danau Poso dari permukaan laut kl 500 meter, terletak di antara dua pegunungan. Sebelah barat pegunungan Fennema (mengambil nama dari penyelidik yang hilang di danau Poso) dan sebelah timur pegunungan Pompangco. Luas danau ada 32.320 Ha mendapat air dari tiga sungai yaitu Sulakia, Kodina dan Limboatu. Pengeluaran airnya terletak di bagian utara yaitu melalui sungai Poso. Sungai ini hulunya ada di daerah Tentena sedangkan muaranya di teluk Tomini dengan jarak kl 60 Km. Di daerah Sulewana, kl 12 Km jauhnya dari Tentena, terdapat penerjunan dasar sungai, yang menyebabkan aliran air deras sekali. Air danau Poso jernih berwarna biru, berombak dengan arus dari selatan ke utara. Permukaan airnya praktis terbuka termasuk bagian tepinya dengan dasar tanah dan pasir putih. Menurut hasil penelitian Lembaga Penelitian Perikanan oarat, dalam air danau Poso mencapai 450 meter dengan suhu permukaan air 28,0 30,0 derajat Celcius dan suhu udara 28,0-30,5 derajat Celcius. Di danau ini bertiup dua angin bergiliran dari utara ke selatan disebut penduduk setempat angin "donge" sedangkan dari selatan ke utara disebut angin "tandongkasa". Kedua angin ini cukup berbahaya bagi penduduk yang berlayar dari desa ke desa sekitarnya. Konon di dalam dasar danau ini masih terdapat sisa tonggak rumah dulu kala baik dalam bentuk kayu dari jenis tahan air maupun batu penopang tiang rumah yang sudah ditumbuhi lumut. Jika air danau kebetulan tenang, setiap yang berlayar bisa menengok ke bawah melihat jelas bekas-bekas rumah itu. Konon rumah itu bersama penghuninya longsor ke dalam tanah yang kemudian tempat itu berobah menjadi danau akibat gempa bumi hebat. Tak ada yang mengetahui kapan peristiwa itu terjadi kecuali menunjuk sumber cerita orang tua dulu secara turun temurun. Jika ini benar mungkin saja kejadian itu dalam kurun aman purbakala. Dan dari situ ada kemungkinan binatang misterius tadi adalah sisa binatang purba seperti diduga juga ada di Loch Ness.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus