APAKAH mungkin danau Poso di Sulawesi Tengah juga menyimpan
penghuni serupa binatang purba Nessie yang diduga masih hidup di
dalam danau di Loch Ness? Walaupun apa yang konon pernah
berhasil' dipotret Dr Robert Rines di danau itu belum terungkap
jelas, penduduk sekitar danau Poso sudah lama berkenalan dan
melihat binatang danau misterius yang mungkin serupa. Malah
penduduk sekitar danau itu pun memberi nama yang sama seperti
diberikan penduduk sekitar danau Loch Ness yaitu hantu air. Loch
Ness sendiri berarti danau hantu air.
Sayang, banyak penduduk di sekitar danau Poso, terutama
penangkap-penangkap ikan hanya berhasil menyaksikan mahluk aneh
itu di waktu malam hari. Mungkin karena mahluk misterius ini
hanya mau berkelana di waktu malam hari saja. Ada yang
menggambarkan bentuknya seperti ular sebesar dan sepanjang pohon
kelapa. Ada pula yang menggambarkannya seperti naga. Bahkan ada
yang mengatakannya berbentuk seperti pulau.
Tentu tak syak lagi ini semacam monster atau binatang besar
yang hidup di dalam danau Poso. Menurut seorang nelayan hampir
setiap malam binatang danau ini memperlihatkan diri. Biasanya
disertai dengan gelombang besar. Jam munculnya sekitar pukul 9
atau ll malam dengan arah tetap dari desa Tokilo ke sekitar desa
Bancea. "Begitu sering bertemu hingga kami tidak takut lagi",
tutur nelayan itu. Dan sepanjang diketahui ada binatang aneh di
dalam danau itu belum pernah ada korban karenanya. Kalaupun ada
hanya karena danau itu sendiri memang cukup ganas yaitu
bergelombang dan berangin kencang. Antaranya termasuk seorang
penyelidik Barat bernama Reinder Fennema yang tenggelam pada
tahun 1897.
Ir A.L. Lateka Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Poso yang sudah
dua kali bertemu binatang aneh itu menuturkan pengalamannya
kepada TEMPO. "Saya pertama melihatnya tahun 1974 kemudian
terakhir dalam tahun ini juga", ujar insinyur peternakan itu dan
bersedia angkat sumpah atas kebenaran keterangannya. Sayang ia
juga hanya berhasil menyaksikan di waktu malam hari walaupun
sudah juga dicoba berlayar menjajaki di waktu siang hari.
Menurut penuturan Lateka, kemunculan binatang misterius itu
didahului suara menggelegar dan pukulan-pukulan pada permukaan
air. Karena gelap bentuk binatang itu tidak jelas kecuali dari
arah depan kepalanya memiliki sejenis mata mengeluarkan nyala
seterang lampu sorot mobil. Tapi ir Lateka bisa memastikan
binatang air itu berjalan setengah badannya di atas air. "Saya
taksir kecepatan larinya secepatnya motor tempel" kata Lateka.
Ketika binatang itu meliwati perahu Lateka yang jaraknya hanya
sekitar 50 meter saja sehingga gelombang cukup kuat dan membuat
perahu oleng hampir karam.
Gempa Bumi
Menurut pengamatan Lateka kemudian, ketika binatang aneh itu
kira-kira 200 meter hendak mencapai bibir daratan danau secara
tiba-tiba warna matanya berobah menjadi hijau. Tak lama kemudian
di atas daratan kelihatan nyala terang berbentuk bundar seterang
nyala petromax berkeling-keling kemudian mengapung tinggi di
udara. Cahaya itu kemudian lenyap tepat di muka sebuah pohon
beringin besar. Nah, karena sudah sering terjadi sempat itu
pohon beringin itu dianggap penduduk angker. Malah beredar
segala macam cerita berbau tahyul. Apalagi di sana terdapat goa
bertingkat 12 sampai masuk ke dalam danau yang penuh
tulang-tulang tengkorak manusia di zaman leluhur. Konon apa yang
terlihat lalu-lalang setiap malam di dalam danau itu beserta
nyala-nyala terangnya tak lain adalah hantu air dan penjaga
danau Poso. Begitu kepercayaan penduduk setempat.
Danau Poso terletak persis di tengah perut Sulawesi, memanjang
dari utara ke selatan. Bagian utaranya termasuk wilayah
kecamatan Pamona Utara dengan Tentena sebagai ibukota kecamatan.
Sedang bagian selatan termasuk daerah kecamatan Pamona Selatan
dengan desa Pendolo sebagai ibukota kecamatan. Kota Tentena
sudah termasuk ramai dan baik untuk tempat rekreasi. Juga
sesuai program pemda kelak dipersiapkan untuk daerah pariwisata
(TEMPO 11/1075). Jaraknya dari ibukota kabupaten Poso kl 56 Km
dan bisa ditempuh dengan kendaraan mobil.
Tinggi danau Poso dari permukaan laut kl 500 meter, terletak di
antara dua pegunungan. Sebelah barat pegunungan Fennema
(mengambil nama dari penyelidik yang hilang di danau Poso) dan
sebelah timur pegunungan Pompangco. Luas danau ada 32.320 Ha
mendapat air dari tiga sungai yaitu Sulakia, Kodina dan
Limboatu. Pengeluaran airnya terletak di bagian utara yaitu
melalui sungai Poso. Sungai ini hulunya ada di daerah Tentena
sedangkan muaranya di teluk Tomini dengan jarak kl 60 Km. Di
daerah Sulewana, kl 12 Km jauhnya dari Tentena, terdapat
penerjunan dasar sungai, yang menyebabkan aliran air deras
sekali. Air danau Poso jernih berwarna biru, berombak dengan
arus dari selatan ke utara. Permukaan airnya praktis terbuka
termasuk bagian tepinya dengan dasar tanah dan pasir putih.
Menurut hasil penelitian Lembaga Penelitian Perikanan oarat,
dalam air danau Poso mencapai 450 meter dengan suhu permukaan
air 28,0 30,0 derajat Celcius dan suhu udara 28,0-30,5 derajat
Celcius. Di danau ini bertiup dua angin bergiliran dari utara ke
selatan disebut penduduk setempat angin "donge" sedangkan dari
selatan ke utara disebut angin "tandongkasa". Kedua angin ini
cukup berbahaya bagi penduduk yang berlayar dari desa ke desa
sekitarnya.
Konon di dalam dasar danau ini masih terdapat sisa tonggak rumah
dulu kala baik dalam bentuk kayu dari jenis tahan air maupun
batu penopang tiang rumah yang sudah ditumbuhi lumut. Jika air
danau kebetulan tenang, setiap yang berlayar bisa menengok ke
bawah melihat jelas bekas-bekas rumah itu. Konon rumah itu
bersama penghuninya longsor ke dalam tanah yang kemudian tempat
itu berobah menjadi danau akibat gempa bumi hebat. Tak ada yang
mengetahui kapan peristiwa itu terjadi kecuali menunjuk sumber
cerita orang tua dulu secara turun temurun. Jika ini benar
mungkin saja kejadian itu dalam kurun aman purbakala. Dan dari
situ ada kemungkinan binatang misterius tadi adalah sisa
binatang purba seperti diduga juga ada di Loch Ness.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini