Tulisan "Tanah Lot: Bali Menggugat Nirwana"(TEMPO, 29 Januari, Nasional), halaman 32, tidak berimbang. Disebutkan dalam tulisan tersebut, budayawan Bali, Raka Santeri, merasa curiga dengan cara seleksi di Bali Post. "Saya curiga, apa tak ada tulisan lain yang lebih objektif dan kritis," ujarnya. Mengapa TEMPO tidak mengonfirmasikan kecurigaan Raka Santeri kepada kami? Jika TEMPO menghubungi kami, pasti akan mendapatkan data, sehingga laporan tersebut tidak akan menimbulkan salah pengertian. Jika kita baca secara cermat tulisan dalam kolom "Giliran Anda" di Bali Post, 9 Desember 1993 - 5 Januari 1994, dapat kita ketahui, ada tulisan yang setuju, ada pula yang berisi alternatif pemecahan. Namun, harus diakui sebagian besar tulisan itu menolak kehadiran BNR (Bakrie Nirwana Resort) di kawasan Pura Tanah Lot. Padahal, yang kami harapkan dalam tulisan lewat "Giliran Anda" itu adalah bagaimana semestinya kawasan Tanah Lot dibangun, jika hendak dijadikan kawasan wisata yang komprehensif dan tidak menyinggung proyek BNR. Pemuatan "Giliran Anda" kami hentikan setelah pemuatan terakhir 5 Januari 1994. Hal itu sesuai dengan pengumuman kami jauh sebelumnya bahwa penerimaan tulisan "Giliran Anda" paling lambat 3 Januari 1994. Sejak itu pula Bali Post tidak melayani tulisan "Surat Pembaca" tentang pro dan kontra BNR. Kebijaksanaan ini kami tempuh untuk memberi kesempatan pihak- pihak terkait agar menyelesaikan masalahnya, setelah Bali Post berperan serta menyalurkan aspirasi sebagian warga masyarakat. Pemuatan tulisan Putu Setia dalam "Surat Pembaca" Bali Post, 8 Januari 1994 adalah perkecualian. Itu dalam rangka kami melayani hak jawab yang bersangkutan. Raka Santeri datang ke kantor Bali Post membawa tulisan tentang BNR setelah kami tidak lagi memuat "Giliran Anda" dan "Surat Pembaca" tentang BNR. Namun, yang kami tolak bukan hanya tulisan Raka Santeri, tapi juga surat pembaca lainnya. Hingga 26 Januari 1994 tercatat 48 tulisan yang menolak kehadiran BNR di kawasan Pura Tanah Lot tidak kami muat. Oleh karena Raka Santeri wartawan Kompas, kami mengiyakan ketika dia menyatakan, "jika tidak dimuat Bali Post tulisan ini akan saya kirim ke Kompas". Tampaknya, ketidakpuasan Raka Santeri terhadap penolakan Bali Post itu diinformasikan pula kepada TEMPO, bahkan juga kepada Bapak Gubernur Bali.WIDMINARKOWakil Pemimpin Redaksi Bali Post Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini