Berkaitan dengan batas akhir penentuan sikap untuk meniti karir di jabatan sipil atau tetap di militer, sejumlah perwira TNI memilih pensiun dini, 1 April lalu. Di antaranya Jaksa Agung Letjen TNI (AD) Muhammad Andi Ghalib, Gubernur DKI Jakarta Letjen TNI (AD) Sutiyoso, Sekretaris Jenderal Departemen Pertambangan dan Energi Letjen TNI (AD) Tamlicha Ali, Menteri Penerangan Letjen TNI (AD) M. Yunus Yosfiah, Gubernur Jawa Tengah Mayjen TNI (AD) Mardiyanto, dan Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri Mayjen TNI (AD) Dunidja.
Namun, ada yang tak bersedia meninggalkan karir militernya dan memilih meninggalkan pos kekaryaannya, yakni Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Letjen TNI (AD) Abdullah Mahmud Hendropriyono. Hendropriyono serta Andi Ghalib adalah dua dari 109 anggota TNI yang dikaryakan di beberapa jabatan sipil.
Pengunduran diri mereka dari karir militer ini merupakan pelaksanaan Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima TNI tentang Ketentuan Penugasan Prajurit di Luar Jabatan Struktural/Fungsional Dephankam/TNI. Upacara pelaporan purnabakti karyawan TNI yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima TNI Jenderal Wiranto itu dilakukan di Aula Gatot Subroto, Markas Besar TNI, Cilangkap, 1 Juni lalu, dan berlangsung singkat.
Menteri Penerangan M. Yunus, ketika ditemui wartawan TEMPO Dwi Wiyana, mengaku punya alasan sederhana mengapa ia memilih menjadi sipil. "Agar ABRI tidak terlalu dibebani oleh militer aktif yang dikaryakan," katanya. Namun, ia menambahkan, "Masyarakat juga harus tahu bahwa sebenarnya ABRI yang dikaryakan itu bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena diperintah," kata mantan Kepala Staf Sosial Politik ABRI tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini