HUBUNGAN akrab antara RRC dan Perancis telah dirintis oleh
Pierre Cardin. Perancang busana terkenal ini teman baik almarhum
Mao Tse Tung. Apa yang kemudian terkenal sebagai baju "gaya Mao"
(seperti model safari tetapi dengan leher berdiri) sejak puluhan
tahun lalu hingga kini adalah rancangan Cardin. Demikian pula
stelan biru tua berikut topi yang jadi pakaian nasional rakyat
RRC.
Dengan rombongan yang cukup besar tahun lalu Cardin berkunjung
kembali ke RRC. Dibawanya beberapa orang peragawati dari
negerinya dan dicomonya beberapa gadis pekerja pabrik tekstil
di beberapa kota di RRC. Hanya sekilas saja, Cardin mengadakan
pameran pakaian pendahuluan. Karena beberapa potong baju yang
dipamerkan juga masih merupakan rancangan dini yang belum
digodog betul di studionya di Paris.
Bulan Maret lalu, Cardin kembali lagi ke RRC, juga atas undangan
para pengusaha pabrik tekstil RRC. Rombongan yang terdiri dari
para peragawati dan peragawan Paris menginap di Min Zu Hotel di
Beijing. Pameran pakaian berlangsung di Istana Bangsa-Bangsa.
Ini menandakan betapa besar penghargaan pemerintah RRC
terhadapnya.
Bersama rombongan ini, dibawa pula seperangkat sound track yang
membisingkan telinga dengan irama jazz, rock dan musik-musik
Perancis yang bisa menggelitik rasa romantis.
Stelan yang ditekankan pada guntingan pundak yang kaku,
menampakkan pundak lebih tegap, antara lain yang dipamerkan.
"Inspirasi ini campuran dari baju Cina asli dan model Superman,"
kata Cardin. Beberapa model Cardin yang dipamerkan di Beijing
ada pula model dengan punggung terbuka, belahan pada kaki dan
baju-baju yang menerawang dan bisa mengundang imaginasi apa saja
bagi yang memandang.
Cekikikan.
Para wartawan non RRC bahkan bukan menilai dan memperhatikan
baju-baju rancangan Cardin. Mereka lebih mengawasi reaksi para
penonton. "Sebagian besar dari 400 undangan yang hadir dibuat
melongo oleh pameran Cardin," tulis Reuter. Beberapa wanita RRC
bahkan menutup muka mereka dengan sedikit menahan cekikikan
kalau peragawati tampil dengan model yang eksotis. Kaum pria
hanya melihat langit-langit Istana Bangsa-Bangsa kalau
peragawati lewat di depan mereka dengan penonjolan beberapa
bagian tubuh yang biasa ditutup rapat. Cardin juga menampilkan
pakaian pengantin dari brokat putih.
Untuk kesempatan ini Cardin memperagakan 120 model pakaian
wanita dan 110 pakaian pria. Kunjungannya yang kedua dalam tempo
kurang dari 6 bulan ini adalah realisasi kreasinya atas
permintaan pabrik tekstil di sana.
Apakah rakyat RRC akan mencopot celana panjang mereka untuk
diganti rok dengan belahan kaki tinggi? "Pameran ini," komentar
Xinhua, kantor berita resmi RRC, "diharapkan bisa menstimulasi
rancangan yang lebih baik dan menaikkan daya kerja kami guna
kepentingan ekspor." Tujuan utama mengundang Cardin memang untuk
memperbaiki rancangan baju ekspor mereka. Selama ini, RRC banyak
mengekspor kain-kain pelengkapan rumahtangga bahkan bisa meniru
renda-renda halus yang selama ini hanya dibuat oleh pabrik
tekstil Swiss saja.
Beijing memang banyak berobah. Paling tidak suasananya. Sebab
selain ada Cardin, penonton bertepuk keras untuk musik-musik
yang dimainkan oleh Boston Symphony Orchestra, berbarengan juga
malam musik dari Peking's Central Phillarmonic di stadion
ibukota. Karena itu bisik-bisik ada terdengar bahwa tidak lama
rakyat RRC akan dibolehkan memakai barang-barang impor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini