PNI ke Mana

TEMPO No. 01/XXVII/6-12 Oktober 1998 halaman 28, menurunkan tulisan R. William Liddle tentang kehidupan partai pada 1962. Tulisnya di baris 23-26: "... di tahun 1962, yaitu pada zaman Demokrasi Terpimpin, ketika tak ada lagi kekuatan politik yang berarti kecuali PKI dan ABRI "... Saya waktu itu baru berumur 33 tahun tetapi tahu betul dan sekarang masih ingat suasana waktu itu.

Bukan PKI saja partai yang besar, tetapi banyak lainnya. Memang PKI kuat, tetapi jangan dikatakan NU, PSII, apalagi PNI tidak kuat waktu itu. Ketika PKI mengadakan apel besar pada 1965 di Istora Senayan dengan massa yang penuh sesak, PNI juga apel besar pada 4 Juli 1965, memperingati hari ulang tahunnya. Massa PNI sesak dalam Istora dan membludak sampai di Parkir Timur Senayan. Saya dan teman-teman datang dari Balikpapan, satu peleton gabungan buruh dan pemuda dari PNI. Kami bawa tenda sendiri, perbekalan sendiri, tikar, bantal, dan sebagainya, naik kapal laut dari Balikpapan ke Surabaya, kereta api dari Surabaya ke Manggarai.

Saya waktu itu menjabat ketua I Kesatuan Buruh Minyak PNI Cabang Balikpapan dengan lebih dari 750 anggota, mayoritas generasi muda di bawah 30 tahun, dan Ketua II Kesatuan Buruh Minyak PNI Kalimantan dengan sekitar 1.100 anggota. Yang pasti, tahun 1962 itu PNI selalu menetralkan aksi-aksi PKI, dengan semboyan "Jor-joran, kalau perlu dor-doran!"

Lantas tentara waktu itu bagaimana? Ya, ada yang sangat kental dengan PKI, ada yang kental dengan PNI, dan ada yang kental dengan lain-lainnya.

Tetapi waktu itu belum ada istilah ABRI, dan bukan PKI satu-satunya partai yang kuat.

JULIS C. RUMPAK
Jalan Bitung I/4
Haurjaya, Kebonpedes, Tanah Sareal
Bogor 16162