Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam era reformasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bemegara saat ini, ABRI mulai mereformasi dirinya dengan akan mereposisi, meredifinisi, dan mereaktualisasi diri. Sejalan dengan itu, penulis mencoba memberikan sumbang saran, dikaitkan dengan adanya rencana berpisahnya Polri dari jajaran ABRI.
Apabila kita mengamati istilah-istilah yang digunakan oleh ABRI saat ini, rasanya sudah saatnya untuk disesuaikan dan perlu mengacu kepada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk itulah diperlukan kerja sama antara ABRI dan Departemen P dan K, guna membentuk Komisi Istilah. Komisi Istilah tersebut bekerja dengan target memperbaiki, meluruskan istilah di institusi ABRI yang banyak sekali kita jumpai keanehannya.
Beberapa istilah dalam institusi ABRI yang berkesan seram dapat disampaikan sekadar contoh: dam, rem, dim, ramil, polda, polres. Mari kita coba mengulas contoh singkatan di atas: daerah militer, resort militer, distrik militer, rayon militer, kepolisian daerah, kepolisian resort. Istilah kewilayahan tersebut, di samping terkesan seram, juga rancu (luas wilayah resort militer dengan kepolisian resort ternyata tidak sama). Dan yang lebih signifikan, wilayah tersebut terkesan "milik mereka", bandingkan istilah tersebut dengan kewilayahan yang sama pada institusi sipil seperti provinsi, daerah tingkat I dan II, kecamatan, kelurahan, kantor wilayah, kantor subdinas, atau kantor cabang.
Istilah militer juga perlu direformasi, direduksi agar istilah tersebut tinggal beberapa saja, misalnya polisi militer, kompleks militer, yang masih tetap dipertahankan.
Dengan pisahnya Polri, ada implikasi istilah yang perlu diubah menjadi Angkatan Perang dan Polri atau Tentara Nasional Indonesia dan Polri, sedangkan jenjang kepangkatan di Polri dikembalikan pada jati diri mereka sendiri seperti sebelum diintegrasikan ke dalam ABRI, misalnya inspektur, ajun, dan komisaris.
Semoga kelak kita akan memiliki Angkatan Perang dan Polri yang menggunakan istilah yang lebih akrab, lebih sejuk, tidak berkesan rnenakutkan dan berkesan militeristik.
ISWANDONO POERODINOTO, S.H.
Jalan Malaka, Duren Sawit
Jakarta Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo