Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Duh, Polisi Dijuluki Partai Cokelat

Seharusnya polisi malu dan tertampar: publik menjulukinya "Partai Cokelat" karena cawe-cawe memenangkan kandidat pemilu.

1 Desember 2024 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Publik menjuluki polisi sebagai 'Partai Cokelat': tak ikut pemilu tapi selalu cawe-cawe dalam pemilu.

  • Partai Cokelat terutama selalu membantu Jokowi mendukung calon-calon yang ia dukung.

  • Julukan yang menampar profesionalitas polisi dan seharusnya membuat malu korps Bhayangkara.

POLISI lagi polisi lagi. Setelah polisi tembak polisi, polisi tembak warga sipil, publik kini menjulukinya sebagai "Partai Cokelat". Bukannya netral dalam pemilihan umum, mereka dengan terang-benderang mendukung salah satu kandidat. Kandidat yang mereka dukung terutama yang disokong Jokowi dan Prabowo. Polisi seharusnya malu dan tertampar, lalu berbenah diri memulihkan kepercayaan publik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun: Imam Yunianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus