Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Pro-Kontra Rokok Haram

5 April 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setujukah Anda merokok diharamkan?
17-24 Maret 2010
Ya
56,22% 470
Tidak
41,39% 346
Tidak Tahu
2,39% 20
Total 100% 836

Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah menyimpulkan bahwa merokok haram. Meski Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan belum final, kesimpulan ini memicu kontroversi. Menteri Agama Suryadharma Ali tak setuju dengan fatwa rokok haram. Ia berpendapat, mengisap rokok itu makruh—berpahala jika ditinggalkan, tak berdosa jika dilakukan. Menurut Suryadharma, rokok bisa menjadi haram jika diisap di keramaian dan membahayakan kesehatan orang lain.

Hasil jajak pendapat Tempo Interaktif menunjukkan, sebagian besar pembaca setuju merokok diharamkan.


Semua orang sependapat bahwa merokok tidak ada manfaatnya bagi pelaku maupun lingkungannya. Jadi mesti cari alasan apa lagi untuk mengatakan stop.

(Kuns, Yogyakarta)

Terserah sih, rokok mau haram atau tidak, toh rokok enggak bisa hilang dari bumi Indonesia ini. Sama halnya seperti minuman keras, prostitusi, dan korupsi.

(Ardi, Betawi)

Sesuatu yang tidak berguna, bahkan dapat mencelakai manusia, patut dihindari dan dilarang secara resmi. Mengharamkan rokok adalah salah satu upaya menghindari sesuatu yang negatif.

(Robby Sanjaya, Bandung)

Percuma dibuat haram, tidak akan digubris oleh para perokok. Korupsi yang jelas-jelas haram tetap dilakukan.

(Santoso Alimin, Surabaya)

Bahan Indikator Pekan Depan

Pengamat sepak bola Andi Slamet menyarankan Nurdin Halid turun dari jabatan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Nurdin diminta bersedia introspeksi dan mau menerima masukan orang lain. Andi menilai, selama delapan tahun memimpin PSSI, Nurdin tak mampu meningkatkan prestasi sepak bola nasional. ”Dia harus melihat kenyataan itu,” kata penjaga gawang Persebaya Surabaya era 1960 ini.

Andi menambahkan, di bawah Nurdin prestasi sepak bola nasional bahkan telah tertinggal dibanding negara seperti Singapura, Laos, dan Vietnam. Andi mengaku telah mendatangi Thailand dan Jepang untuk studi banding sepak bola di negara-negara tersebut. ”Sepak bola kita tak diperhitungkan, bahkan di tingkat Asia Tenggara,” kata Andi.

Namun, agar Nurdin tak kehilangan muka, kata Andi, hendaknya pemerintah melalui Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng melakukan pendekatan secara personal. Intinya meminta agar Nurdin mundur secara legawa.

Menurut Anda, Nurdin perlu mundur agar prestasi sepak bola Indonesia bisa maju? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus