Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Rivalitas Antar-Pejabat

7 Maret 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Joko Widodo gerah menyaksikan konflik antarmenteri yang diumbar ke ruang publik. Juru bicara Presiden, Johan Budi, mengatakan Jokowi meminta para menteri hanya berdebat dalam rapat kabinet. "Ini sudah pernah disampaikan Presiden dengan bahasa 'jangan gaduh di luar'," kata Johan menjawab pertanyaan wartawan, Rabu pekan lalu.

Selain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said serta Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli yang bertengkar soal pengembangan Blok Masela, saling serang terjadi antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong. Mereka berbeda pendapat atas rencana impor beras.

Konflik di antara para anggota kabinet juga pernah terjadi di awal kekuasaan Presiden Soeharto, yakni antara Jenderal Soemitro (Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban/Pangkopkamtib) dan Ali Moertopo (Asisten Pribadi Presiden/Aspri). Perseteruan keduanya berpuncak pada Peristiwa Malapetaka 15 Januari atau Malari, 1974.

Beberapa kali Tempo menulis Peristiwa Malari dan konflik di antara kedua jenderal tersebut. Pada edisi 2 Februari 1974, melalui berita berjudul "Presiden Adalah Pangkopkamtib", Tempo memotret tindakan Presiden Soeharto meredam gejolak. Soeharto menggelar pertemuan dengan Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal Panggabean, Jenderal Soemitro, dan Laksamana Sudomo. Ikut hadir Wakil Presiden Hamengku Buwono IX.

Seusai pertemuan yang berlangsung satu jam, Sekretaris Negara Sudharmono memberi keterangan pers bahwa pertemuan itu untuk membahas keamanan di Tanah Air, khususnya yang menyangkut Peristiwa 15 Januari. "Untuk penanganan yang lebih efektif, praktis, tepat, dan lebih dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan wewenang yang ada berdasarkan konstitusi, Presiden memegang langsung pimpinan Kopkamtib," ujar Sudharmono. Artinya, Soemitro tidak lagi menjabat Pangkopkamtib. Soeharto menunjuk Laksamana Sudomo sebagai Kepala Staf Kopkamtib.

Di sisi lain, Soeharto menghapus jabatan Asisten Pribadi. "Kepala Negara memandang keadaan sekarang tidak perlu lagi ada jabatan Aspri," kata Sudharmono. Ini berarti Ali Moertopo pun disingkirkan.

Lepas dari posisi Pangkopkamtib, Soemitro hanya menjabat Wakil Panglima ABRI. Adapun Ali kembali ke Bakin dan berkarier di bidang intelijen.

Sebulan kemudian, pada akhir Maret, Soemitro pensiun dini sebagai tentara. Padahal saat itu usia Soemitro masih 47 tahun dan menjabat Wakil Panglima ABRI. "Sebagian besar hidup Saudara telah Saudara serahkan untuk berjuang sebagai prajurit TNI," ujar Menhankam/Panglima ABRI Jenderal Panggabean dalam upacara pelepasan Soemitro.

Panggabean percaya Soemitro akan meneruskan pengabdian kepada negara dan bangsa, mengisi kemerdekaan, serta membangun masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Soemitro ternyata mengajukan permohonan tertulis kepada Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri tak lama setelah diberhentikan dari jabatan Pangkopkamtib. Padahal, menurut Panggabean, Presiden Soeharto menawarkan jabatan tinggi dalam rangka tugas kekaryaan ABRI kepada Soemitro. Pada 15 Maret 1974, Presiden Soeharto mengabulkan permintaan Soemitro.

Lalu ke mana Jenderal Soemitro selanjutnya? Dia belum memiliki rencana. "Mungkin menulis pengalaman, tapi yang pasti main golf," katanya kepada wartawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus