PERAHU karet bermotor tempel pelan mendekati tangga tali di
lambung Kapal Eye of the Wind. Kapal layar megah yang menunjang
Operation Drake itu, berlabuh di Pelabuhan Kendari, 500 m dari
dermaga. Menyaksikan kapal ini memang tidak sulit membayangkan
suasana di abad lampau pada saat kapal-kapal layar dari negeri
seberang hendak membeli rempah, perak dan sutera.
Kapal Eye of the Wind memang mendukung kesan seperti itu.
Lebih-lebih bila menyaksikan kedua tiangnya yang menjulang
sampai 27 m. Tiang itu seakan dengan ponggah menantang
keberanian calon pemanjat tangga tali yang terentang antara
pucuk tiang dan lambung kapal.
Badan Eye of the Wind seluruhnya terbuat dari plat baja.
Panjang badan dari pucuk kayu perentang layar jib sampai buritan
40 m dengan bagian terlebar (di geladak) 7 m. Kedalamannya dari
permukaan air sekitar 2 m di depan dan 2,5 m di belakang. Ia
dilengkapi dengan sebuah mesin 8 silinder merk Gardiner,
berkekuatan 200 PK yang menggerakkan sebuah baling-baling.
Kapal layar berbobot mati 150 ton ini buatan tahun 1911 dari
galangan kapal di Braca, sebuah kota kecil di Sungi Weser dekat
Bremen, Jerman. Ia dipesan oleh sebuah kongsi dagang Jerman
untuk mengangkut garam dari negeri itu ke Argentina. Kembalinya
membawa kulit sapi, singgah di Cornwall, Inggris, mengangkut
tanah liat untuk industri keramik.
Kapal Eye of the Wind adalah jenis brigantine, jenis kapal
dengan laberang yang biasa dipakai para perompak laut zaman
dulu. Laberang kapal jenis ini terdiri dari dua tiang. Tiang
depan mendukung laberang layar batang, mirip layar kapal latih
"Dewa Ruci" milik TNI-AL, sedang tiang belakang mendukung
laberang seperti pada kapal pinisi pelaut Bugis. Dilengkapi pula
dengan sejumlah layar jib di haluan dan sebuah layar pengapuh di
atas layar agung.
Setelah bertahun-tahun mengarungi Samudra Atlantik antara Benua
Amerika dan Eropa, perang dunia ke-I pecah dan sejak itu tidak
jelas nasib kapal ini. Baru diketahui lagi ketika pada 1923 ia
muncul di Swedia sebagai milik satu keluarga kaya.
Dari tangan keluarga tadi pada 1958 kapal layar ini dibeli oleh
sebuah kongsi dag:ng Swedia. Kongsi ini menggunakannya untuk
mengangkut barang di sekitar Laut Utara dan Laut Baltik. Akhir
tahun 60-an, ketika sedang terkepung es di Laut Baltik ia sempat
terbakar, hingga harus ditarik kembali ke Gothenberg, Swedia. Di
sana bertahun-tahun tidak terurus sampai pada 1973 sejumlah
penggemar kapal layar mendengar nasibnya. Mereka terdiri dari 6
orang -- di antaranya Leslie Reiter dan Tiger Timbs yang kini
turut dalam pelayaran keliling dunia itu Mereka mendirikan suatu
sindikat dengan nama The Adventure Und er Sail Syndicate, yang
kemudian membeli bangkai kapal di Gothenberg itu.
Bangku Gereja
Anggota sindikat itu memang bukan tergolong orang kaya, tapi
mereka terdorong oleh rasa cinta pada laut dan kapal layar.
Dengan segala akal kapal Eye of tbe Wind, begitu mereka kemudian
menamakannya, dibangun kembali. Sebagian besar kayu yang kini
membentuk interior kapal ini berasal dari berbagai bongkaran.
Lantai ruang pertemuan dan sekaligus ruang makan di bawah
geladak terbuat dari kayu oak yang mewah berasal dari lantai
sebuah tempat dansa di London ketika diubah menjadi tempat judi.
Beberapa bangku dalam ruangan ini diambil dari sebuah gereja
tua, terbuat dari kayu oregon. Dan dindingnya yang mewah
berlapis panel kayu berasal dari gedung Barcley Bank yang
dibongkar di London.
Kayu jati yang terdapat pada rumah geladak berasal dari sebuah
kapal penyapu ranjau Australia. Jalur tempat pasak penahan tali
terbuat dari bantalan kereta api di Tenterden, Kent. Sedang
kompasnya diambil dari sebuah kapal penangkap ikan tua. Sebagian
tiang laberang yang terbuat dari kayu dibikin sendiri secara
tradisional dengan rimbas dan pahat oleh para pemilik itu. Juga
kaitan logam pengikat tali temali dan tali laberang mereka tempa
sendiri.
Selama lebih 2 tahun keenam pemilik itu bekerja keras siang
malam membentuk kapal ini -- terkadang dibantu beberapa sahabat
dan penggemar secara sukarela. Usaha keras ini berhasil hingga
pada 1976 Kapal Eye of the Wind yang baru dan megah berlayar
kembali.
Mula-mula sindikat itu mengoperasikan Eye of the Wind sebagai
kapal sewaan bagi mereka yang ingin menjelajah lautan dengan
kapal layar ke berbagai tempat eksotis di dunia. Akhirnya
operation drake menyewa kapal ini pada 1978, menunjang
penelitian ilmiah keliling dunia (TEMPO 22 Maret).
Di geladak belakang kapal ini terdapat ruang radio dan sebuah
laboratorium kecil. Di bawah ruang ini adalah ruang tidur Nakoda
Kichenside dengan anak daranya berumur 13 tahun. Juga kamar
Derek Jackson dan kedua pemilik terdapat di situ. Di bawah
ruangan ini lagi terdapat kamar mesin. Atap ruang belakang
mendukung dua buah kompas, menghadap roda kemudi. Di buritan
sebuah kapal penolong terikat melintang. Di bawah geladak
buritan ada ruang gudang yang selama di pelabuhan disegel karena
berisi rokok dan minuman keras. Dalam perjalanan barulah gudang
ini boleh dlbuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini