Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Eh, Wartawan TIU Dapat Hadiah.

Wartawan prancis dalam lawatan ke timur tengah menerima hadiah dari presiden giscard d'estaing. diantara mereka ada yang pernah mengecam soal hadiah bokassa untuk presiden.

29 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BOLEHKAH wartawan menerima hadiah (pemberian)? Kode Etik Jurnalistik PWI, misalnya, menyebut sebagai pelanggaran yang berat bila diketahui seorang anggotanya menerima hadiah dari sumber berita. Tapi bagaimaha kalau hadiah itu diberikan kepada wartawan yang mengikuti kunjungan kepala negaranya ke suatu negara lain? Rombongan wartawan Indonesia yang pernah menyertai kunjungan Presiden Soeharto ke Timur Tengah, sekitar 3 tahun silam, tak pernah merisaukan soal hadiah itu. Di suatu negara sahabat mereka menerima hadiah jam tangan Longines. Tapi untuk wartawan Prancis, hadiah itu bisa merupakan soal yang serius. Ini gara-gara reporter Philippe Simonnot dari majalah Jeune Afrique mempublikasikan hadiah jam tangan yang diperolehnya untuk amal. "Harus dijelaskan kepada para pangeran yang mengundang kami bahwa mereka tidak bisa membungkam kami dengan berkata, "kalian, wartawan ternyata juga mengambil hadiah," kata Simonnot yang dikutip koran International Herald Tribune. Seolah bergaya santri dengan tindakan itu, Simonnot konon ingin memberi pelajaran. Kepada siapa? Pesannya agaknya ditujukan untuk Presiden Prancis, Valery Giscard d'Estaing, dan para politikus. Dalam lawatan ke Timur Tengah, awal Maret, Presiden Giscard d'Estaing, mengajak serta 138 wartawan. Di Abu Dhabi itu para wartawan menerima hadiah jam tangan (Rolex, Omega, dan Seiko), yang harganya sebuah US$1.000 (Rp 625.000) di Paris. Mereka juga mendapat pemantik api berlapis emas (Du Pont) yang berukir kepala negara Abu Dhabi (emir), dan wanita teman bermain yang tentu saja tidak bisa diserahkan untuk amal. Dalam rombongan itu terdapat juga kaum wartawan yang pernah mengecam Presiden Giscard d'Estaing, karena menerima hadiah dari Kaisar Jean-Bedel Bokassa. Kepala Negara Afrika Tengah itu, menurut mingguan satiris Le Canard Enchaine edisi Oktober 1979, telah memberi Giscard (ketika masih menjabat Menteri Keuangan 7 tahun silam), segenggam intan 30 karat bernilai US$ 240 ribu (Rp 10 juta). Berita itu menggemparkan. Kemudian beredar tuduhan seolah semua hadiah itu telah mempengaruhi sikap Prancis terhadap Bokassa, yang digunakan September 1979. Istana Elysee berusaha meyakinkan pemberian hadiah itu sebagai pertukaran secara tradisional saja. Apalagi tidak ada undang-undang yang melarang politisi Prancis menerima hadiah. Tapi pendapat umum di Prancis sudah telanjur sinis dalam hal ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus