Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HARI libur bagi TEMPO sering berarti kerja lembur. Tak terkecuali Natal dan Tahun Baru. Tahun ini, kedua hari besar itu jatuh hari Selasa, tepat saat majalah ini naik cetak. Bagi percetakan Temprint, itu berarti hari libur. Maka. apa boleh buat, Redaksi dan staf Pemasaran TEMPO harus menyiapkan hari terbit yang lebih awal. Kalau tidak, sebagian besar pembacanya baru akan menerima TEMPO hari Kamis. Bagaimana agar TEMPO tetap bisa sampai ke tangan pembacanya Rabu siang - kecuali untuk beberapa daerah di luar Jawa yang agak terpencil ? Deadline, yang biasanya jatuh pada hari Selasa pagi, diajukan dua hari, menjadi Minggu pagi. Itu untuk edisi 29 Desember. Sedangkan untuk 5 Januari 1985, Redaksi bahkan telah menyiapkan tulisan jauh lebih dini - praktis sejak akhir Desember, kecuali untuk berita-berita yang termasuk hangat - seperti dirubrik Nasional dan Ekonomi Bisnis. Tahun ini sedikitnya Redaksi telah mengorbankan dua kali hari Minggu. Yang pertama adalah pada 26 September lalu, pada peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., yang juga jatuh pada hari Rabu: hari edar majalah TEMPO. Sikap mendahulukan pembaca, alhamdulillah, bisa berjalan antara lain berkat adanya sistem menulis secara "keroyokan" dibagi-bagi di antara sidang Redaksi. Sebagai majalah berita, bagaimanapun, kami harus memutar otak untuk tetap menampilkan berita aktual. Apalagi kalau terJadi peristiwa penting. Tahun lalu, misalnya, ketika dilakukan pergantian pucuk pimpinan Pertamina di tengah bulan Puasa, kami seera memutuskan menampilkannya sebagai laporan utama, walaupun sudah disiapkan tulisan yang lebih "santai" untuk menyambut nomor Lebaran. Berita sungguh tak bisa disetir, bukan? Mudah-mudahan saja pada hari-hari menjelang tutup tahun ini tak ada peristiwa yang mengejutkan, yang, apa boleh buat, akan memaksa Redaksi bergadang lebih banyak. Tidak berarti kami tidak berjaga-jaga: untuk kemungkinan benta besar menjelang Natal (mudah-mudahan bukan yang buruk), Redaksi sudah melakukan pembagian tugas lebih ketat. terutama bagi yang tidak merayakan Natal Kerja keras kami mudah-mudahan tidak sia-sia, dan memang begitulah selama ini untuk Anda, untuk kami. Dan kepada yang merayakan Natal, terimalah ucapan selamat kami. Damai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo