Sidang dan hura-hura

BAGI kami, melakukan analisa SWOT sesuatu yang sudah rutin. Sudah hampir 10 tahun analisa ini kami jadikan alat untuk mengkaji kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat) terhadap oraganisasi TEMPO. Seperti biasa, analisa SWOT sebuah pekerjaan yang serius untuk merancang program tahun depan -- bahkan analisa kali ini juga untuk memberi masukan buat rencana lima tahun ke depan. Tetapi, juga seperti biasanya, acara rutin ini selalu ditunggu-tunggu anggota Redaksi -- wartawan, fotografer, disainer, perpustakaan, dan beberapa bagian yang terkait dengan pekerjaan produksi. Biarpun yang dibahas serius, saat inilah kami bisa santai bersama dan tertawa lepas bersama. Karena itu, kami biasanya memilih udara yang dingin di kawasan Puncak. Dan berganti tiap tahun -- agar tak rutin -- kali ini, 8-10 November lalu, kami memilih di Hotel Lembah Hijau, Ciloto. Inilah SWOT yang paling meriah. Selain waktunya lebih lama -- biasanya cuma dua hari -- banyak muka baru yang muncul. Mereka adalah calon reporter yang sedang separuh jalan untuk menjadi reporter, dan koresponden di beberapa biro. Juga, kami memanggil dua sekretaris Biro, Lucia Idayani dari Biro Yoya dan Rini dari Biro Jabar. Tahun depan, kami panggil sekretaris Biro Medan dan Surabaya. Mereka memang terlibat banyak dalam membantu Kepala Biro, terutama dalam urusan administrasi. Sidang-sidang sangat ramai. Kami saling kritik, saling kecam, saling ejek, saling puji. Tapi tak ada yang sampai merah wajahnya, tak ada yang kupingnya panas. Bukan saja karena udara dingin, di antara kami banyak yang berbakat jadi pelawak. Baik yang mengkritik maupun yang kena kritik sama-sama ahli melucu. Tentu kami semua bisa mengambil pelajaran berharga dari acara ini, termasuk juga bagaimana menyampaikan kritik dengan mengundang tawa. Pembaca, banyak masukan dari Anda yang kami bawa ke SWOT, baik yang Anda kirimkan melalui surat -- yang dimuat atau yang tidak -- maupun lewat telepon. Tentang cover, tentang artikel yang dirasa berkepanjangan, tentang akurasi, dan yang banyak dijumpai tentang salah cetak. Semua itu kami bahas, bagaimana memperkecil kesalahannya -- sebagaimana kerja orang pers yang dibatasi waktu tentu saja kami tak bisa menjanjikan mulus seratus persen. SWOT yang lalu ini memang membahas semua pekerjaan Redaksi. Tapi tak berhenti sampai di sini. Masih ada bagian lain yang erat kaitannya dengan Redaksi, melakukan SWOT yang "lebih kecil". Misalnya, bagian foto, pracetak dan perpustakaan. Sedangkan di lingkup perusahaan, menyusul SWOT lainnya di Bagian Keuangan, Umum, Personalia, dan Pemasaran. Tentu saja semuanya ini dilakukan bergiliran, agar ada yang menunggu kantor. Agar roda "pemerintahan di TEMPO" tetap menggelinding. Bagaimanapun rutinnya analisa SWOT yang biasanya kami lansungkan di akhir-akhir tahun, semua orang menunggunya. Karena di sana tak hanya ada sidang, tapi juga disko bersama. Tak cuma membicarakan mutu, tapi juga membicarakan hantu.