Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koreksi Mintardjo
Setelah membaca majalah Tempo edisi 8-14 Februari 2016, saya ingin memberikan koreksi atas artikel "Mintardjo dan Sepenggal Cerita Gerwis", yang dimuat dalam kompartemen Seni, halaman 60-61. Di sana tertulis bahwa Mintardjo meninggal pada 17 Desember 2015 di tempat kelahirannya di Purworejo, Jawa Tengah. Yang benar, beliau meninggal pada 17 September 2015 di Belanda.
Saya sempat membuat tulisan pendek di Facebook saya untuk mengenang beliau pada 18 September 2015, serta menggarap dokumenter tentang para eksil pada 2013 (termasuk almarhum Pak Min) dalam serial dokumenter "Jalan Pedang" yang ditayangkan di KompasTV.
Sejatinya saya akrab dengan Pak Min dan sejumlah eksil lain yang diangkat oleh Elisabeth Ida seperti yang dimuat Tempo sejak saya menjadi mahasiswi di Leiden pada 2004. Demikian koreksi ini saya buat.
Hellena Yoranita Souisa
Ketua PPI Leiden 2004-2005
Terima kasih atas koreksi Anda sekaligus sebagai ralat.
—Redaksi.
Kritik Jokowi
Barangkali ada benarnya juga pernyataan Presiden Joko Widodo di Hari Pers pada 9 Februari lalu, yang mengkritik bahwa media online terlampau bersemangat memberitakan sebuah kejadian sehingga mengabaikan akurasi. Juga terlalu bebas sampai-sampai di media online apa pun ada: dari berita yang belum terverifikasi sampai kabar-kabar yang tak jelas sumbernya. Tapi mungkin ini zamannya, ketika Internet tak bisa dibendung dan menjadi media yang tak bisa disensor.
Karena itu kritik Jokowi mesti disikapi dengan jernih oleh para jurnalis. Jadikan kritik itu untuk memperbaiki diri. Anggap saja Jokowi sebagai pembaca sekaligus narasumber berita yang kecewa ketika diberitakan. Menurut saya, cara memperbaiki diri oleh para wartawan adalah kembali ke hakikat jurnalisme: investigatif.
Dengan corak liputan investigatif, yang buru-buru bisa direm, yang dangkal kesimpulannya bisa ditimbang, sehingga berita yang sampai ke tangan pembaca benar-benar fakta yang sebenarnya, bukan fakta setengah matang atau malah kabur dan tak benar. Media online dan Internet hanya sebagai mediator, wadah jurnalisme yang berkualitas, dengan liputan-liputan mendalam yang memberikan perspektif sehingga menjadi pegangan pembaca.
Dewi B
Bogor, Jawa Barat
RALAT
Pada artikel "Oleng BUMN Ditugasi Ibu Menteri" di Tempo edisi 8-14 Februari 2016 ada kekeliruan penulisan:
- Tertulis Direktur Utama PTPN VIII Bagas Angkasa, seharusnya Direktur Utama PTPN III.
- Tertulis: "Tapi Dadi mengakui modal PTPN VII…. Seharusnya, "Tapi Dadi mengakui modal PTPN VIII…"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo