Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KAMI mengucapkan terima kasih atas tulisan yang memuat soal kinerja PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) di majalah Tempo edisi 26 Maret-1 April 2018 berjudul "Waswas tanpa Uji Tuntas". Merujuk pada laporan tersebut, kami merasa perlu menyampaikan beberapa klarifikasi.
1. Penurunan laba perusahaan yang terjadi dari US$ 845 juta pada 2013 menjadi US$ 143 juta pada akhir tahun lalu disebabkan oleh peran kami sebagai badan usaha milik negara untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menyediakan harga gas domestik yang terjangkau bagi industri dan masyarakat.
2. PGN tidak menaikkan harga jual gas hilir ke pelanggan, meskipun harga gas domestik di hulu dari kontraktor kontrak kerja sama terus naik. Merujuk pada data PGN, biaya untuk pembelian gas bumi dari hulu mengalami kenaikan sebesar 8 persen pada 2013-2018 dari US$ 1,58 miliar menjadi US$ 2,17 miliar per tahun dari segmen distribusi yang menyumbang 81 persen pendapatan PGN. Sebagai informasi, pendapatan PGN tahun 2017 sebesar US$ 2,97 miliar.
3. PGN terakhir kali menyesuaikan harga jual gas bumi pada medio 2012-2013. Setelah itu, manajemen tidak menaikkan harga gas bumi demi mendukung kebijakan pemerintah dalam menjaga harga gas bumi yang kompetitif.
4. PGN mendukung instruksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menurunkan harga jual gas kepada pelanggan industri di Medan sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 434.K/2017. Aturan tersebut juga meminta PGN bersedia menjual gas dari harga rata-rata sebelumnya US$ 1,35 per MMBTU menjadi US$ 0,9 per MMBTU, sehingga membuat perusahaan harus menanggung beban sebesar US$ 3 juta per tahun.
5. Manajemen PGN memastikan telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah laba perusahaan semakin turun, di antaranya dengan menekan biaya operasional. Dalam lima tahun terakhir, PGN berhasil menurunkan CAGR biaya operasional sebesar 3 persen dari US$ 511 juta pada 2013.
6. Manajemen juga berhasil menekan jumlah utang jangka pendek dan panjang. Sampai akhir 2017, liabilitas PGN tercatat sebesar US$ 3,10 miliar, berkurang signifikan dibanding posisi liabilitas 2016 sebesar US$ 3,66 miliar.
7. Terkait dengan investasi di hulu lewat PT Saka Energi Indonesia (SAKA) yang disebut masih merugi, dapat kami jelaskan bahwa kegiatan investasi oleh PGN pada industri hulu migas masih bersifat jangka panjang, yaitu untuk masa eksplorasi 10 tahun dan eksploitasi 20 tahun.
8. Kinerja SAKA perlu dilihat dari berbagai aspek, misalnya keberhasilan SAKA meningkatkan peran badan usaha nasional di hulu migas, daya saing SAKA sebagai perusahaan hulu migas sangat baik, serta PI atas WK produksi Sanga-sanga dan WK produksi South East Sumatera akan memberikan keuntungan bagi perusahaan sampai berakhirnya masa konsesi WK.
9. Pembangunan FSRU Lampung memiliki aspek strategis berupa keandalan pasokan gas jangka panjang untuk wilayah Jawa Bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan yang terintegrasi dengan jaringan pipa transmisi SSWJ.
10. Pengoperasian FSRU Lampung telah memberi manfaat berupa kontinuitas penyaluran gas bumi kepada PLN atas swing kebutuhan pembangkit dan gangguan penyaluran gas. Utilisasi yang belum maksimal atas FSRU lebih diakibatkan oleh shifting neraca gas domestik (balance pasokan dan pasar), yang diakibatkan oleh pergeseran pola konsumsi energi oleh konsumen industri dan pembangkit yang dipengaruhi oleh kondisi makro industri dan fluktuasi harga minyak.
Rachmat Hutama
Corporate Secretary
Terima kasih. Kami sudah meminta konfirmasi terkait dengan kerugian PT PGN kepada Corporate Secretary, tapi tak ada penjelasan hingga tenggat tulisan pada Jumat dua pekan lalu.
- Redaksi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo