Surat dari redaksi

MENJADIKAN TEMPO enak dibaca dan perlu itu satu masalah. Tapi bagaimana menyampaikan TEMPO ke tangan konsumen adalah masalah lain lagi. Karena itu, sejak dulu sudah kami sadari bahwa bukan hanya keterampilan redaksi dan pendukungnya - yang menyiapkan TEMPO setiap pekan - yang perlu selalu ditingkatkan. Tapi juga jajaran lainnya, misalnya bagian pemasaran yang sehari-hari mengurusi penjualan TEMPO. Untuk itu, personel bagian ini selalu mendapat tambahan pengetahuan. Salah satunya melalui in house training program. Program ini diadakan secara berkala, setiap tiga bulan, wajib diikuti karyawan bagian pemasaran TEMPO dan grup. Selain meningkatkan keterampilan bagian pemasaran, dalam urusan ini kami sudah melangkah lebih jauh. Kami juga merasa perlu meningkatkan keterampilan para agen. Mereka bukan orang TEMPO, tapi peranan mereka dalam mendistribusikan TEMPO sangat menentukan. Karena itulah selama dua hari, dua pekan lalu, di Wisma TEMPO Sirnagalih (WTS), Puncak, Bogor, diadakan lokakarya keagenan TEMPO. "Dengan berbagai keterbatasan, lokakarya ini diharapkan dapat membuka wawasan kita semua bahwa manajemen yang baik akan membawa kita ke arah kesuksesan," kata H. Mahtum, Wakil Direktur Pemasaran PT Grafiti Pers, ketika membuka lokakarya itu. Lokakarya serupa ini pernah kami lakukan tujuh tahun lalu. Lokakarya agen yang kedua ini diikuti 23 agen, terdiri atas 10 agen eceran dan 13 langganan. Antara agen eceran dan agen langganan memang ada perbedaan karakteristik manajemen yang cukup mencolok. Agen langganan - dari segi manajemen - umumnya lebih rapi, dan bahkan ada yang sudah dilengkapi peralatan komputer, sedangkan agen eceran lebih banyak yang masih bergaya tradisional. Artinya, transaksi yang bernilai puluhan juta rupiah kadang cukup dicatat di sesobek kertas. "Saya pernah kecolongan sampai 35 juta. Uangnya dibawa lari sub-agen. Waktu itu tak ada catatan utang piutang," kata Yan Tanoe dari Paskal Jaya, agen TEMPO di Bandung. Materi yang diberikan dalam lokakarya ini antara lain ilmu pemasaran, kepemimpinan, manajemen keuangan, kewiraswastaan, pengelolaan keagenan, dan pendistribusian. Tenaga pengajar datang dari berbagai lembaga dan instansi yang ahli di bidangnya. Mereka adalah Prof. Dr. Subagio Sosrodiningrat (dosen UI), Drs. Y. Widjaya Kusuma (Institut Manajemen Prasetiya Mulya), Drs. Rudy Haryanto (praktisi), Eddi Angkawibawa, M.B.A. (Napan Group), dan Drs. Suparto (Departemen Tenaga Kerja). Di akhir lokakarya ada evaluasi singkat dari para peserta. "Di atas kertas saya itu bisa untung sekian juta. Tapi kenyataannya kok nggak segitu, ya. Ke mana larinya uang, saya nggak tahu," kata Abdul Sihite, raja agen eceran di Blok M, Jakarta Selatan. Mudah-mudahan, menurut Sihite, lokakarya ini bisa membuka pikirannya untuk lebih rapi dan teratur menangani usaha yang digelutinya. Dua hari setelah lokakarya berakhir, giliran para koordinator student rate kami tempa pula di tempat yang sama. Mereka adalah pengelola pemasaran TEMPO dengan harga khusus di kampus-kampus. Selama tiga hari, mereka diberi berbagai kiat memasarkan TEMPO. Ilmu yang diajarkan pada mereka tak jauh berbeda dengan apa yang diberikan kepada para agen tadi. Hanya, di sana-sini diadakan penyesuaian. "Untuk kali ini, para peserta lokakarya agen dan student rate berasal dari Jakarta. Mudahan-mudahan daerah lain juga akan kebagian," ujar H. Sigit Pramono, Kepala Bagian Sirkulasi TEMPO.