Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koreksi Kementerian Kelautan dan Perikanan
SEHUBUNGAN dengan pemberitaan di majalah Tempo edisi 1-7 Juni 2015 halaman 92-93 dengan topik "Banjir Ikan Pasca-Moratorium" (terlampir), dengan ini kami sampaikan beberapa hal tanggapan sebagai berikut.
1. Data ekspor produk perikanan yang ditampilkan majalah Tempo sebagai berikut.
Produk Ekspor | Nilai Ekspor (Us$ Juta) | Volume Ekspor (Ribu Ton) | ||||
2013 | 2014 | 2015 Q1 | 2013 | 2014 | 2015 Q1 | |
Udang | 1.228 | 1.580,31 | 449,95 | 116,55 | 137,86 | 46,47 |
Tuna | 389,82 | 380,45 | 89,41 | 134,56 | 135,74 | 26,08 |
Cumi-cumi | 98,83 | 93,67 | 29,51 | 67,51 | 61,75 | 20,78 |
Ikan lainnya | 1.139,31 | 1.057,49 | 337,91 | 565,34 | 525,13 | 117,96 |
Total ekspor | 2.856,36 | 3.111,92 | 906,77 | 883,96 | 860,48 | 211,29 |
A. Data ekspor tersebut diambil dari paparan Kepala Badan Pusat Statistik dengan judul "Perkembangan Perikanan Indonesia" pada Mei 2015 (terlampir) di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
B. Data ekspor dicuplik dari slide 13 dengan judul " Nilai Ekspor dan Impor Komoditas Perikanan (HS 03) Tahun 2013-2015 (Juta USD)". Namun pada pemberitaan dituliskan "Ekspor Produk Perikanan" tanpa menyebutkan kode HS, sehingga data ekspor produk perikanan di majalah Tempo tidak sama dengan data ekspor Kementerian Kelautan dan Perikanan dikarenakan produk perikanan bukan hanya kode HS 03, melainkan juga meliputi HS yang lain, di antaranya:
HS | Keterangan | HS | Keterangan |
HS 01 | Binatang air, seperti paus, lumba-lumba | HS 16 | Ikan diolah diawetkan |
HS 02 | Paha kodok | HS 21 | Saus ikan dan terasi |
HS 05 | Koral, telur ikan | HS 23 | Tepung dari ikan/udang |
HS 06 | Tanaman air | HS 41 | Kulit binatang melata |
HS 12 | Rumput laut | HS 71 | Mutiara |
HS 13 | Olahan rumput laut | HS 96 | Nukleus/barang dari kulit kerang |
HS 15 | Lemak, minyak ikan | - | - |
2. Data ekspor produk perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai berikut.
Produk Ekspor | Nilai Ekspor (Us$ Juta) | Volume Ekspor (Ribu Ton) | ||||
2013 | 2014 | 2015 Q1 | 2013 | 2014 | 2015 Q1 | |
Udang | 1.614,14 | 2.098,02 | 577,42 | 162,41 | 193,30 | 63,38 |
Tuna (TTC) | 764,79 | 692,28 | 181,14 | 209,07 | 206,55 | 48,59 |
Kepiting | 359,30 | 414,37 | 125,27 | 34,17 | 28,09 | 8,73 |
Cumi-cumi dan sotong | 102,02 | 97,06 | 55,55 | 68,49 | 62,81 | 27,38 |
Rumput laut | 209,70 | 279,54 | 75,21 | 181,92 | 206,45 | 66,94 |
Lainnya | 1.131,91 | 1.060,62 | 330,94 | 602,12 | 579,49 | 126,22 |
Total ekspor | 4.181,86 | 4.641,89 | 1.345,53 | 1.258,18 | 1.276,69 | 341,24 |
M. Himawan
Humas Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan
Keluhan Nasabah BRI
PADA 2 Juni 2015, saya menarik uang Rp 400 ribu di anjungan tunai mandiri (ATM) BRI Cabang Mamuju, Sulawesi Barat. Uang tidak keluar, tapi saldo saya berkurang. Esoknya, saya melapor ke BRI Cabang Mamuju. Setelah saya dimintai biodata, laporan diteruskan ke BRI Jakarta. Saya disuruh menunggu paling lama 10 hari kerja dan uang akan kembali ke rekening saya.
Pada 17 Juni 2015, saya melapor lagi karena uang yang dijanjikan belum masuk rekening. Seperti sebelumnya, laporan diteruskan lagi ke BRI pusat dan saya disuruh menunggu 10 hari kemudian. Untuk ketiga kalinya, pada 30 Juni 2015, saya melapor lagi karena uang saya belum juga kembali. Saya disuruh kembali 3 jam kemudian karena BRI pusat sedang melakukan pemeliharaan jaringan. Sampai saya menulis surat ini, uang saya belum juga kembali. Bank sebesar ini dan di zaman modern ini mengembalikan uang hanya Rp 400 ribu sangat begitu sulit.
Rusdiyanto M.,
Mamuju, Sulawesi Barat
RALAT
Ada beberapa kekeliruan dalam wawancara dengan Peter Sondakh di majalah Tempo edisi 29 Juni-5 Juli 2015 berjudul "Bermanuver Itu Tidak Ada Ilmunya".
1. Tertulis tempat dan tanggal lahir Peter Sondakh di Manado, 23 Juli 1953. Yang benar adalah Surabaya, 26 Februari 1952.
2. Tertulis "...PT Eagle High Plantation melepas 37 persen sahamnya senilai US$ 362 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun." Seharusnya US$ 632 juta.
3. Tertulis Rajawali menjual Bentoel pada 1999, seharusnya 2009.
4. Tertulis "Sejumlah 2 juta dari 9 juta hektare lahan sawit di Indonesia dimiliki oleh petani." Seharusnya, "Sejumlah 4 juta dari 9 juta hektare."
Redaksi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo