Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bantahan Badan Pemeriksa Keuangan
Sehubungan dengan berita "Akrobat Opini Auditor Negara" di majalah Tempo edisi 2-8 Juni 2014, kami perlu memberi penjelasan. Proses penentuan opini di Badan Pemeriksa Keuangan sudah sesuai dengan Standar Pemeriksa Keuangan Negara dan tidak ada jual-beli opini ataupun intervensi Ketua BPK Rizal Djalil.
Ihwal opini disclaimer oleh BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2012, pertimbangan teknisnya sebagai berikut: usulan opini dari tim audit atas LKPD Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2012 sejak awal adalah disclaimer. Sebelumnya, pada tahun anggaran 2011, mereka memperoleh opini wajar dengan pengecualian. Maka tidak benar jika dikatakan tim audit atas LKPD Kalimantan Tengah mengusulkan wajar tanpa pengecualian, kemudian ada permintaan dari pusat untuk menjadikannya disclaimer.
Terdapat permasalahan pengelolaan dan pencatatan aset tetap senilai Rp 7 triliun dan aset lain senilai Rp 175 miliar yang bersifat sistemik. Investasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada perusahaan daerah Banama Tingang Makmur dan Palangka Nusantara sebesar Rp 35 miliar tidak diyakini kewajarannya.
Banyak kasus fraud dalam pengelolaan keuangan daerah, antara lain berupa perjalanan dinas fiktif dan markup serta pungutan liar atas dana bantuan sekolah.
Adanya pembatasan ruang lingkup pemeriksaan atas akun-akun senilai Rp 7,7 triliun dan salah saji senilai Rp 157 miliar pada LKPD Provinsi Kalimantan Tengah jauh melampaui ambang batas materialitas senilai Rp 64 miliar sehingga BPK memberikan opini disclaimer.
Ihwal LKPD Kabupaten Gunung Mas Tahun Anggaran 2012, anggota VI, Rizal Djalil, pada saat itu hanya membacakan opini LKPD yang sudah diputuskan tim audit LKPD. Dan tidak benar perjalanan anggota VI menggunakan pesawat helikopter, tapi menggunakan pesawat reguler.
Syafruddin Mosii
Auditor Utama KN VI
Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 31, Jakarta 10210
Jawaban
Isi penjelasan Saudara sudah kami muat dalam tulisan dan wawancara dengan Ketua BPK Rizal Djalil. Terima kasih.
Koreksi Berita
SAYA ingin mengoreksi tulisan majalah Tempo edisi 26 Mei-1 Juni 2014 pada rubrik Ekonomi tentang pesawat R80. Di tabel halaman 93 di kolom Produsen tertulis produsen R80 adalah ATR. Untuk diketahui, tidak ada kerja sama antara R80 dan ATR.
Apalagi pada judul tabel tersebut ATR adalah kompetitor kita. R80 adalah karya anak bangsa Indonesia. PT RAI akan bersama-sama membangun pesawat R80 dengan PT Dirgantara Indonesia. Jadi tidak ada hubungannya dengan ATR.
Gustaferi
Marketing Representative PT Regio Aviasi Industri (RAI)0813-1937-2084
Lion Air Mengecewakan
SAYA sangat kecewa terhadap layanan maskapai penerbangan Lion Air ketika melakukan perjalanan ke Jakarta, Senin, 2 Juni 2014. Kekecewaan saya bermula dari tertundanya penerbangan selama dua jam, yang menyebabkan janji saya dengan seseorang di Jakarta molor, bahkan nyaris gagal.
Saya juga dibuat meradang ketika kembali ke Surabaya menggunakan Lion Air pada Rabu, 4 Juni 2014, dengan nomor penerbangan JT 0578. Sedianya pesawat ini membawa saya pulang pada pukul 15.35 WIB, tapi tertunda hingga lebih dari sejam. Yang membuat saya dan para penumpang lain kesal adalah ketika kami berada di kabin pesawat.
Di kabin, penyejuk udara tak hidup sehingga penumpang yang jumlahnya lebih dari 100 orang seperti dipanggang, kepanasan tidak keruan. Semua penumpang, termasuk saya, menggunakan kipas seadanya guna mengusir udara panas. Bahkan ada seorang bayi berusia dua tahun menangis terus-menerus karena kepanasan dan sempat muntah-muntah di dalam kabin. Inikah layanan yang diberikan Lion Air terhadap para pelanggannya?
Hamidah
Sidoarjo, Jawa Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo